KREATIFITAS SENI SAAT PAGEBLUK CORONA
Koran Pojok Kiri, Selasa Kliwon, 14 April 2020
KREATIVITAS
SENI SAAT PAGEBLUK CORONA MELANDA
Untuk saat ini tinggal di rumah
merupakan solusi terbaik untuk menghentikan penyebaran pandemi virus corona
covid-19 ya-0g sedang mengancam
kehidupan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberlakukan
kampanye untuk tinggal di rumah. Maksudnya, mengharuskan orang harus tetap di
dalam rumah, kecuali untuk tugas-tugas yang sangat penting, serta mengatur tentang tata cara berkumpul orang
atau larangan pengumpulan orang seperti acara seminar, lokakarya, sarasehan,
konser musik, pekan raya, festival, bazar, pasar malam, resepsi pernikahan,
pawai, pertunjukan seni gelar budaya dan acara pengumpulan massa yang lain sesuai dengan
Intruksi dari Pemerintah dari pusat.
Dalam
kondisi seperti ini banyak sekali seniman yang ditunda acara pentasnya sampai
waktu yang belum bisa ditentukan, sehingga banyak para seniman yang sudah tidak
bisa berkreatifitas dalam pertunjukan seni seperti biasanya. Sehingga yang
terjadi banyak masyarakat seniman yang hanya tinggal di rumah mengikuti anjuran
pemerintah dalam upaya menghambat penyebaran virus corona covid-19 secara besar-besaran. Ketika para pelajar bersama guru, atau
mahasiswa dengan dosen tetap melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah melalui
daring on line. Sedangkan karyawan perusahaan maupun pegawai ASN tetap bekerja
dengan WFH (work from home) dengan sistem kerja shift, lalu apakah kreatifias
seniman akan hilang karena hanya di rumah tanpa ada kegiatan pertunjukan seni
di tengah wabah virus corona covid-19 ini.
Di sisi lain pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan
inventarisasi pekerja seni yang terkena dampak wabah virus corona covid -19,
untuk diberikan bantuan. Tahap awal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Jawa Timur melakukan pendataan ke seniman yang nantinya data seniman akan di
setorkan ke Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Atau para seniman itu diminta mengisi sendiri
lewat formulir yang telah disediakan secara on line. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dalam jumpa pers menyampaikan, pihaknya
sedang menyiapkan tiga opsi skema jaring pengaman untuk seniman yang terdampak
pembatasan sosial pandemi Covid-19. Bantuan diutamakan untuk seniman yang
mengandalkan penghasilan harian dan tidak mempunyai simpanan jangka panjang.
Ketiga opsi itu adalah pertama memakai anggaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, kedua mengajak seniman tampil secara daring dengan sistem honor dan
donasi, serta ketiga memasukkan seniman ke Program Keluarga Harapan dan Kartu
Prakerja. Dengan adanya pernyataan tersebut, berarti sudah ada upaya pemerintah
dalam rangka memperhatikan para seniman yang terdampak wabah virus corona covid-19.
Supaya membantu meringankan kondisi ekonomi seniman itu sendiri.
Para seniman serta pecinta seni
sebagian masih eksis untuk selalu berkarya di tengah mewabahnya virus corona
covid-19. Karena kehidupan para seniman yang sangat kental dengan kegiatan aktivitas
seni, dimanapun seniman itu berada bagaikan aliran air yang selalu mengalir kemanapun takdir membawanya, bahkan ia pun bisa
membuat arus yang deras sebagai aplikasi berkarya seni budaya dalam lingkungan yang mendukungnya. Bagi seorang seniman kebutuhan
dalam berkarya seni/ berkesenian
merupakan kebutuhan dan hak dasar yang membutuhkan langkah untuk
mengembangkannya. Disinilah peran semua pihak termasuk pemerintah dan pelaku
seni/ seniman dibutuhkan
dalam menjunjung tinggi aktivitas seni budaya.
Saat ini cobalah tengok di beberapa
media on line, banyak para seniman bahkan para pecinta seni yang notabene bukan
pelaku seni, salah satunya karya dari seorang Dokter, yang bukan pelaku seni
maupun seniman akan tetapi sangat peduli dan mencintai seni. Dengan
memanfaatkan kondisi yang ada di jadikan bahan inspirasi sehingga banyak
karya-karya seni dengan tema virus corona, seperti “Mbrasto Corona” karya DR.
Dr. Soedjoko Hariadi, M.Sc yang seorang dokter. Macapat Corona karya Achmad
Mukirin, S.Sn pengajar seni di SMKN 12 Surabaya. “Hidup jangan mati lawan
corona/ covid- 19” karya Cak Ujang. Pangkur Corona karya Riris Ozil yang di
tembangKan oleh Ki dalang Genit dan seniman seniwati dari Trenggalek. Karya
tari agar dijauhkan dari corona karya “Dindung” Suprih Yuono. Dan masih banyak
karya karya seni yang lain dengan tema corona.
Apabila dianalisa karya-karya
seniman tersebut dibuat dan dihasilkan dari rumah mereka masing-masing
menggunakan peralatan seadanya namun dengan hasil maksimal. Wajar saja, selama
masa karantina Corona hampir seluruh seniman atau pegiat seni di daerah juga
mengalami 'masa suram' karena tak bisa bekerja di luar rumah seperti biasanya. Beberapa
dari seniman tersebut membuat karya seni dengan isi semangat hebat untuk
masyarakat, agar mau bersabar di rumah membantu pemerintah memutus rantai
persebaran virus corona covit-19. Para seniman ini juga tak lupa turut
mengingatkan masyarakat agar tetap rajin menjaga kebersihan supaya tetap sehat
meski harus menunggu sementara di dalam rumah.
Memahami potensi diri untuk dapat
mempertahanakn eksistensi kesenian adalah hal yang mutlak diperlukan saati ini.
Dunia seni harus dilestarikan, dikembangkan dan difasilitasi eksistensinya.
Karena tanpa sebuah karya seni berarti tak ada sesuatu yang mampu diwariskan
kepada anak cucu bangsa. Seni adalah salah satu hal yang mampu mengantarkan
kita memahami, menciptakan dan memuliakan sesuatu.
Maka dari itu dalam kondisi seperti
ini saya mengajak para seniman/ pelaku seni maupun pecinta seni marilah tetap
berkarya dalam berbagai situasi dan kondisi. Baik bekerja dari rumah atau tidak bekerja sepenuhnya
karena virus corona covid-19, kemungkinan kita harus menyesuaikan diri dalam
menjalani kegiatan sehari-hari. Perubahan
dalam rutinitas dapat membebani kesehatan mental, dan perasaan negatif lainnya
yang dapat muncul. Maka dari itu merespons situasi paniknya masyarakat
akibat dampak wabah virus corona covit-19, marilah kita sebagai seniman jangan
hanya memilih berdiam diri dan hanya menagisi keadaan yang tidak akan
mewujudkan harapan, marilah kita ikut berkontribusi dalam meredakan kepanikan sebagai
seorang seniman, yaitu dalam bentuk penuangan sebuah karya seni yang mana bertujuan agar semua masyarakat tidak merasa
kesepian dan terbebani mentalnya karena persoalan ini.
Dengan adanya kebijakan
Pemerintah tentang pemberian bantuan bagi seniman yang terkena dampak viros
corona covid-19, jangan sampai disalahgunakan oleh orang-orang yang mengaku
sebagai seniman ataupun seniman yang untuk saat ini masih dalam kategori
berkecukupan. Kenyataan di lapangan menunjukkan mayoritas orang yang
berkecimpung di dunia seni tidak mencantumkan profesi sebagai seniman di KTP. Sehingga di
lapangan dalam setiap pemberian bantuan kepada seniman dari pemerintah banyak
yang di salahgunakan oleh oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab, maka dari
itu dari seniman sendiri kita minimalisir hal yang kurang benar tersebut,
sehingga niat baik pemerintah dalam memberikan bantuan bisa terealisasi tepat
sasaran kepada para seniman yang benar-benar membutuhkan.
Semoga catatan ini dapat memberikan
energi positif untuk teman-teman seniman semua. Tetap semangat dan sehat selalu
.Semoga virus ini cepat berlalu dan kita dapat kembali beraktivitas seperti
biasanya, sehingga kita menjadi lebih bersyukur untuk menjalani hari ke depan.
Penulis Adiyanto, S.Sn, MM
Pamong Budaya Ahli Muda
Provinsi Jatim
No comments:
Post a Comment