TEMBANG MACAPAT
1.
Pengertian
Tembang Macapat
Jenis tembang menurut
bentuk sastra tembang yaitu :
a.
Kakawin
(sastra kuna/ kawi, berupa kidung)
b.
Sekar
ageng (tembang gedhe, padapala/ pada dirgo,
lampah, pedotan)
c.
Sekar
tengahan (madya)
d.
Sekar
macapat (alit) “bentuk sastra sekar tengahan dan macapat, memiliki ciri-ciri : guru
gatra, guru wilangan dan guru lagu”
e.
Sekar
dolanan (dolanan bocah dan dolanan lagu popular/ dewasa)
f.
Sekar
gendhing dan gendhing sekar.
Macapat menurut beberapa
ahli dapat diartikan sebagai :
a. Macapat (maca papat, atau pedotan
papat-papat)
b. Macapat (dalam bentuk wilayah desa/
kecamatan)
c. Macapat (pat: keblat papat, lima pancer
artinya satu orang yang membawa di tengah dan didengar oleh empat penjuru)
d. Macapat (maca-limpat/ cerdas)
e. Macapat (maca cepat)
f. Waosan ( pedhotan sastra yang utama, guna
lebih kuat dalam penyampaian pesan melalui Bahasa dan sastra, lagu winengku
sastra)
g. Macapat ( salah satu bentuk/ jenis sastra
tenbang)
h. Macapat (dalam macapat lagu/ maca ro lagu/
maca lu lagu, sastra winengku lagu, sebuah pengelompokkan tembang gedhe
pertama, kedua dan macapat)
Menurut Padmosoekotjo
(1978: 25) tembang inggih menika reriptan
utawi dhapukaning basa mawa paugeran tartamtu (gumathok) ingkang pamaosipun
kedah dipunsekaraken ngangge kagunan swanten. Artinya, tembang Macapat adalah karangan atau rangkaian bahasa menggunakan
patokan tertentu yang cara membacanya harus dilagukan dengan seni suara. Paugeran dalam tembang macapat yaitu guru
gatra, guru lagu, dan guru wilangan.
Sedangkan menurut Mawardi (1992: 9) tembang
macapat inggih menika mengku suraos reroncening swanten ingkang mawi titilaras
sarta kinathenan rumpakaning basa sumawana sastra ingkang gumathok.
Maksudnya, tembang Macapat memiliki
arti penataan suara yang menggunakan titi
nada dan disertai susunan bahasa serta sastra tertentu.
Dari
beberapa pengertian di atas, maka tembang
Macapat dapat didefinisikan sebagai karangan atau gabungan kata dengan
patokan tertentu dan pembacaannya menggunakan penataan seni suara atau nada
disertai susunan bahasa dan sastra.
2.
Unsur
Pokok Tembang Macapat
Dalam
pengertiannya, selain menyiratkan gambaran hidup manusia sejak lahir sampai
mati, tembang macapat juga mempunyai
unsur pokok, karena sebelumnya tembang memiliki
arti karangan dengan aturan tertentu dan cara membacanya dilakukan dengan
menggunakan seni suara. Dalam pengertian tersebut, unsur pokok yang dimiliki
adalah sebagai berikut.
a. Karangan
Tembang adalah karangan. Karangan sebagai karya manusia seperti
para pujangga, sastrawan, guru, dosen, mahasiswa, pembelajar, petani, buruh.
Siapa saja diperbolehkan membuat tembang,
asal mampu dan mau mentaati aturan (guru gatra, guru lagu guru wilangan).
b. Aturan tertentu
Aturan dalam
tembang telah ditentukan dan tidak dapat dirubah. Merubah aturan tembang berarti merusak tatanan tembang. Akibatnya, tembang sulit dilagukan nada, irama, dan lagunya, baik dilagukan
dengan vokal saja (accapela) maupun
dilagukan dengan iringan gamelan.
c. Cara
membaca tembang dilagukan
Cara membaca tembang dilagukan dengan seni suara.
Jika tidak dilagukan bukan nembang,
tetapi membaca tembang. Agar dapat
dilagukan dibuatlah rangkaian nada. Nada-nada ini yang melambangkan tinggi
rendahnya suara. Menurut Padmopuspito (Suwardi, 2010: 13) Tembang macapat merupakan tembang
yang berasal dari kata “mocone papat papat”
(membacanya empat-empat). Hal ini dapat dinalar, karena dalam melagukan macapat hampir selalu silabik (empat
suku kata).
Ada beberapa pengertian
tentang tembang macapat yang menyatakan
bahwa tembang macapat iku tembang anggone
maca papat-papat “tembang macapat itu
tembang yang dilagukan empat-empat
(jeda pada setiap empat suku kata)”, dari suku kata larik, dan suku kata
selanjutnya sisa dalam setiap lariknya (Suwarna, 2008: 70).
Contoh tembang Mijil :
Dhek samana /
durung ana / mijil / : 4-4-2
Pangkur
miwah / sinom / : 4-2
Dhandhanggula / pocung kinan- / thine
/ :
4-4-2 Gambuh mega- / truh lawan mas / kintir
/ :
4-4-2 Durung ana / lair / :
4-2
Kabeh tembang / kidung
/ : 4-2
d. Konvensi
Struktural Tembang Macapat
Konvensi struktural tembang macapat meliputi aspek sastra
dan aspek lagu. Konveksi struktural tembang
macapat adalah kaidah atau ketentuan terkait dengan aspek bahasa atau
sastra dalam teks tembang macapat.
Kaidah dalam tembang macapat meliputi:
guru gatra, guru lagu, atau guru
wilangan.
3.
Aturan
dan Watak Tembang Macapat
Menurut
Suwarna (2008: 88-89) tembang macapat mempunyai
tiga aturan yang harus diperhatikan, yaitu:
a.
guru gatra :
jumlah larik setiap bait.
b. guru
wilangan : jumlah suku kata setiap kalimat/baris.
c.
guru lagu : suara vokal di akhir baris (dhong-dhing).
Tabel
1: Aturan Setiap Tembang Macapat
No.
|
Nama
Tembang
|
Aturan
|
1.
|
Mijil
|
10-i,
6-o, 10-e, 10-i, 8-i, 6-u
|
2.
|
Kinanthi
|
8-u,
8-i, 8-a, 8-i, 8-a, 8-i
|
3.
|
Sinom
|
8-a,
8-i, 8-a, 8-i, 7-i, 8-u, 7-a, 8-i, 12-a
|
4.
|
Asmaradana
|
8-1,
8-a, 8-e/o, 8-a, 7-a, 8-u, 8-a
|
5.
|
Dhandhanggula
|
10-i,
10-a, 8-e, 7-u, 9-i, 7-a, 6-u, 8a, 12-i, 7a
|
6.
|
Gambuh
|
7-u,
10-u, 12-i, 8-u, 8-o
|
7.
|
Maskumambang
|
12-i,
6-a, 8-i, 8-a
|
8.
|
Durma
|
12-a,
7-i, 6-a, 7-a, 8-i, 5-a, 7-i
|
9.
|
Pangkur
|
8-a,
11-i, 8-u, 7-a, 12-u, 8-a, 8-i
|
10.
|
Megatruh
|
12-u,
8-i, 8-u, 8-i, 8-o
|
11.
|
Pocung
|
12-u,
6-a, 8-i, 12-a
|
Banyak baris dalam tiap bait dalam tembang
tersebut adalah :
a.
terdiri
dari 4 baris
- Pucung
- Maskumambang
b.
terdiri
dari 5baris
- Megatruh
- Gambuh
c.
terdiri
dari 6 baris
- Kinanti
- Mijil
d.
terdiri
dari 7 baris
- Pangkur
- Durma
- Asmarandana
e.
terdiri
dari 8 baris
- Sinom
f.
terdiri
dari 9 baris
- Dandanggula
Sedangkan
jenis dan watak tembang macapat ada
11, yaitu:
a.
Mijil berwatak himbauan dan mengasihi. Cocok digunakan
untuk menyampaikan nasehat.
b.
Kinanthi mempunyai watak gembira, senang, cinta kasih. Tembang ini biasanya digunakan untuk
menyampaikan piwulang, cerita cinta.
c.
Sinom berwatak lincah dan bermasyarakat. Cocok untuk nasehat
dan pendidikan atau pengajaran.
d.
Asmaradana mempunyai watak sedih karena cinta, biasanya digunakan
dalam cerita cinta.
e.
Dhandhanggula berwatak luwes, indah dan menyenangkan. Tembang ini cocok untuk menyampaikan
suasana apapun.
f.
Gambuh berwatak cocok, senang bergaul. Melukiskan kesenangan
karena telah menemukan kecocokan.
g.
Maskumambang berwatak memilukan. Tembang
ini melukiskan perasaan sedih dan memilukan.
h.
Durma berwatak keras, marah. Tembang ini biasanya digunakan untuk menyamapaikan suasana marah,
dan cerita perang.
i.
Pangkur berwatak keras. Tembang
ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang keras, cinta yang
menyala-nyala atau membara.
j.
Megatruh berwatak prihatin, sedih, biasanya digunakan untuk
menceritakan sesuatu penyesalan dan kesedihan.
k.
Pocung berwatak menggemaskan. Biasanya digunakan untuk
menyampaikan sesuatu yang lucu dan sesuka hati.
4.
Beberapa Pengertian Fungsi Tembang Macapat
a.
Sebuah
karya sastra yang local genius
-
Karya
sastra istimewa, menyampaikan pesan-pesan moral yang mengandung nilai
Pendidikan etik, estetik, religi,
menjadi inspirasi seniman kreatif (seni sastra)adalah sebuah nilai puisi jawa
(sastra dan lagu) yang mencerminkan nilai-nilai yang adiluhung, dapat membangun dan mengembangkan imaginasi.
-
Berbentuk
seni sastra ( susastra jawa yang indah) disenangi oleh orang jawa sepanjang
masa.
-
Berbentuk
metrum yang waton dan beragam, terdiri dari judul/
jenis/ pupuh/ pada/ p[edhotan/ gatra/ wilangan/ lagu yang beragam cengkok
lagu dan wiletannya.
b.
Macapat
dalam fungsi waosan (lagu winengku sastra) yang artinya lagu sangat dibatasi
oleh sastra atau kejelasan sastranya lebih diutamakan daripada keindahan
lagunya.
-
Membaca
harus benar (maca kudu bener kedaling
lesan)
-
Keindahan
(ngesing kata)harus dapat diluluhkan,
misalnya ngenes ing tyas menjadi ngenesing
tyas.
c.
Macapat
dalam pertunjukan
-
Dalam
sekar gendhing macapat menjadi gerongan, palaran, sindenan, laras madya, suluk
dalang dan sebagainya.
-
Dalam
bentuk drama tembang macapat menjadi langen driyan, langen mandrawanaran, drama
gong di Bali dan sebagainya.
-
Dalam
bentuk upacara adat macapat menjadi hastungkara, macapatan mantra wedha, nebus
kembar mayang dan sebagainya
d.
Macapat
dalam edukatif, tembang mengandung nilai-nilai pendidikan (estetik, etik,
religi, spiritual dan kearifan local).
-
Nilai
estetik, keindahan tembang tercermin pada penyusunan penciptaan suku kata
(sastra) kalimat lagu suasana lagu dalam metrum tembang macapat, sebagaimana
tercipta puisi sastra jawa yang menarik, elok indah dalam sajiannya. Serta
Teknik vocal melalui cengkok, wiletan, luk gregel menjadi sesuatu yang
mengesankan.
-
Nilai
etik, makna yang tersirat dalam syair tembang menyampaikan pesan-pesan yang
penting, unggah-ungguh, sopan santun dan sebagai kata-kata pesan moral dalam
kearifan lokal.
-
Nilai
Religi, nilai ketuhanan tercermin pada bentuk tembang yang isinya tentang ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi hastungkara.
5.
Materi Penyajian Macapat
Yang harus dipahami oleh
penyajian macapat/ mamaca ialah :
- Kemampuan suara, kemantapan bobot bunyi suara
vokal ( laras/ nada harus pleng
slendro dan pelog, cetha/ tidak fals atau blero).
- Teknik vocal, mengawali bersuara pas dengan
nada, menguasai cengkok/ wiletan
lagu, menguasai pedhotan lagu winengku
ing sastra dan Teknik pernafasan dada, perut dan diagfrahma.
- Pembawaan, unsur penafsiran seleh andegan
gatra dan pada.
- Penampilan, totalitas penyajian satu kesatuan
estetik, unik, menarik dan nengsemake.
SEKAR MACAPAT
SINOM (GRESIK) Laras
Pelog Patet Nem
@ # # # @ @ z#x@c!
!
E- DAN MA- NI- RA- KU - SU- MA
! @ 6 5 5 5 5 5
LA- MUN, O- RA A- NI- NGA - LI
@ @
z@x!x@x#c! 6 5
3 3 3
SE- DI- NA JANG- KE- PING
SA- NGA
1 1 1
1 1 2 z1xc3 z2x1cy
A- TE- MA- HAN LA- RA BRANG- TI
! @ @ @ @ z@c!
@ z#x!c@
SA- WE- NGI DA- TAN- PA GU- LING
6 5 3 2 3 5 z5c6 z6x.c3 zyx.x1x2x3x.x2x1c2
TAN A- NA ING- KANG KA- E- TOK
(YO)
2 3 5 6 6 6 6
MI- DER ING- SUN KU- SU- MA
6 6 6 6 6 z6x5c6 z2cx1 y
NE- GA- RA SA- BRANG LAN- JA- WI
3 5 6 6 6 6 6 6
TE- MBE TU- WUH DUH WONG A- YU
6 6 z6c5 z3c5 z3c2 z6x.x1x2x3x.x2xcx1c2
KANG KA- YA NDI- KA (YO)
SEKAR MACAPAT
DANDANGGULO (GRESIK) Laras
Slendro Patet wolu
5 6 6 6 6 ! @ @
@ @
SAM- PUN SU- RUP HYANG PRA- TANG- GA PA- TI
@ @ @ z!x6x!c@ 6 6 6
6 6 6
PAN GE- GEN- TEN PA- DHA –NGING HYANG
CAN- DRA
5 6 6
6 6 z6c5
z5x6x!c@
z!x6xc5
NU- LI DI- PUN TA- NGGAP A- KE
6 ! @
! ! 6
z5x6x!c5
ING WA –YANG GE- DOG SA- MPUN
2 2 2 2 2 2 2 2 z1xyx1c2 z1xyx1cy
MI- WAH TO- PENG WA- YANG KE- RU- CIL (YO
I)
56 6 6
6 6 6
zx!x6x!c5
PUN U- GI WA- YANG PUR- WA
5 5 5 z3x2x3c5 z1c21 zyct
KA- LA- WAN WONG NGI- DUNG
z6c! ! ! ! ! ! ! !
MI- WAH ING- KANG RI-NGGIT JAL- MA
5 6
! z6x.x!x@x6x!x.c5 2
2 2 2
2 1 y
1 2
SANG PA- NDI - TA EN-TING SU- KA- NI- PUN SANG RE- SI
2 2
2 2 3 z2c3
z2c1 ztxycq
WUS AN- TUK PI- TUNG NDI- NA (YO)
SEKAR MACAPAT
PANGKUR KASMARAN Laras Pelog Patet Nem
y 1 1 1
1 z1x2c1 3 3
DE- DU- GA LA- WAN PRA- YO- GA
2 3 3 3 2
1 y 1
2 3
z2x.x1x2c1
MYANG WA- TA- RA RI- RI- NGO HA- YWA LA- LI
5 6 !
! ! !
z!c@ @
I- KU PA- RA- BOT SA- TU- HU
6 5
5 5 5
z6c5 3
TAN KE- NA TI- NING- GA- LA
3 3 2
3 2 1 1 1 y 1 2 3
TA- NGI LUNG-GUH A- NGA- DEG TU- WIN LU- MA- KU
1 1 1 1 1 1 1 1
A- NGU- CAP ME- NENG MYANG NEN- DRA
1 2
3 3 2 2
z3x2c1 1
DU- GA- DU- GA A- YWA KE- RI
SEKAR MACAPAT
GAMBUH
GLIYUNG Laras Pelog Patet Nem
@ @ @
# ! z@c!
6
TU- TUR BE- CIK PU- NI- KU
3 5 3 2 !
@ # ! z@x!c 6
SA- YEK- TI- NE A- PAN-TES TI -
NI- RU
2 1 2 3 3 5 6
5 3 zzzzzz2c3
z1c2 2
NA- DYAN ME- TU SA- KING WONG
SU- DRA PE-
PE- KI
6 6 6 6 5 3 5 6
LAN BE- CIK A- NGGO- NE MU- RUK
! @ # !
5 z6c7 5 6
I- KU PA- NTES SI- RA ENG- GO.
SEKAR MACAPAT
SINOM JABUNG (MALANG) Laras Pelog
Patet Nem
@ # #
# @ @ 6 z7x c@
GO- LAR
GA- LIR KE-
NA GU- NA
@ @
# @
7 5 2
z3x c5
WONG MBA- THIK SI-
NAM- BI NA-
NGIS
7 @
# @
7 z6x c7
5 6
MA- LAM
WU- TAH BE-
LA- BA- RAN
2 u 2
z3x5c6 2 2 z3x
c2 zux cy
GE- NI
MU- RUB DEN
DA- MO- NI
z5x
c6 6 6 6
6 z6x c5 6 7
CAN- THING- E DEN
U- RING
U- RING
5 5 5 5
6 7 z5x6c5
z3c2
GA- WA-
NGAN SI- NAN- DUNG PU- TUNG
6 7 7 7
7 7 z7c@
7
RU- JAK
GA- DHUNG MAS PA- NGE-
RAN
3 3
3 3 5 6z xc7 z2x3c2
zux cy
KE- CU- BUNG
LO- RO MEN- DE-
MI
5 6 6
6 6
6 6 6
z5c3 z5x6c7 z5x6c5 z3c2
E- MAN E-
MAN WONG A- YU
KANG KE-
NA GU- NA
SEKAR MACAPAT
DANDANGGULA (NATAKUSUMAN) Laras Pelog Patet Nem
6 ! !
! ! @ @ @
@ @
YO-GYA -NI- RA KANG PA -RA PRA- JU- RIT
! ! @ ! 6 5 5 5 5 5
LA- MUN BI- SA SA- MI A- NU- LA- DA
6 ! @
! 6 z5c6
3 5
DUK ING U- NI CA- RI- TA- NE
! @ @ @ @
z@c# !
AN- DE- LI- RA SANG PRA- BU
6 z5c6 2 1 1 1 1 1 1
SA- SRA- BA- HU ING MA- HES- PA- TI
6 ! z@x
c! 6
5 3 z1c2
A- RAN PA- TIH SU- WAN -DA
1 1 1 1 z1x2c1 zyct
LE- LA- BU -HAN- I- PUN
1 2 2 2 3
5 5 5
KANG GI- NE- LUNG TRI PRA- KA- RA,
5 5 z6x5c3
z2c1 1 1 1 1
1 2 2 2
GU - NA- KA- YA PU- RU-NE KANG DEN AN- TE- PI
2 2 2 z2x c3 z2c1 z3x2c1
1
NU- HO- NI TRAH U- TA- MA
SEKAR MACAPAT
ASMARANDANA ( MALANG ) Laras Pelog Patet Barang
7 5
5 5
5 6 z7x c6
z6c7
YEN SA-
GET NYRA- TE-
NI NE- KI
2 3 5
5 5 5 z6c5 z3x.c2
U- RI-
PE ING A-
LAM NDO- NYA
5 6
7 z7x.x6x.x4xc 2 3
4 z4x3c4
O- RA
NE- MEN SANG- SA- RA- NE
zuc2
2 2 2
2 2 2 2
LAN MA-
LIH KA- WE-
RU- HA- NA
2 3
z4x2x4x3c 2 2
2 2 2
TI- NGGA-
LA- NE TI-
YANG KI - NA
2 3
4 4 4
4 z4c6 z6x.x7x6x4c3
NI- KU SE-
JA- TI- NENG
IL- MU
3 3
3 3 3
3 z3c5 z5x.x7x6x5x.x3x4x.x2x4x3c2
KANG TU-
MRAP ING A-
LAM PA- DHANG
SEKAR MACAPAT
MIJIL LARASATI Laras
Slendro Pathet Manyuro
3 6 !
! ! @ # #
# #
PO- MA
KA- KI PA- DHA
DI- PUN E-
LING
! !
! ! z@x!c6
6
ING
PI- TU- TUR
ING-ONG
6 ! 6 z!c@ 6 3 5
6 3 z2x.c1
SI- RA
U- GA SA-
TRI- YA A-
RA- NE
1 2 1
3 2 1 1 1 1 1
KU- DU AN- TENG JAT- MI-
KA ING BU- DI
2 3 3
3 z3c5 3
RU-RUH SAR-
TA WA- SIS
2 2
1 3 z1c2
z1cy
SA- MU- BA-
RANG- I- PUN
SEKAR MACAPAT
KINANTHI Laras
Pelog Pathet Barang
6 7 @
@ @ @
z@c# z7x@c#
YEK-TI- NE
U- RIP PU-
NI- KU
@ @
z@x c# z7x@c#
6 7 2
zuxx2x3x2cu
KU- DU
E- LING MA-
RANG GUS- TI
@ @ # @ 7
6 z7x6x5c6 6
TI- NDAK
TA- NDUK
KANG U-
TA- MA
@ 7 6 zx7x6x5c6
3 z3x2cu 2
z3x4x3x2c3
KAR- YE- NAK
TYAS ING SE- SA-
MA
2 2 3 z5xc6
3 2 z2x3c2
zucy
DEN E-
LI- NGA LA-MUN
MBE-NJANG
y- u 2 2
2 2 z3x2xucy
zux2x.x3x2cu
MA- NUNG- SA NGU-NDUH
PA- KAR- TI
SEKAR
MACAPAT
MASKUMAMBANG
Laras Pelog Pathet Nem
5 6 !
! ! !
! ! @
# z!x@c! z!x6c5
WONG TAN
MA-NUT PI- TU- TUR
WONG TU- WA U-
GI
! z@c#
# #
z#x@x!c6 z!c@
A- NE-
MU DU- RA-
KA
6 5 5
5 6 z!x@x!c@
z6x5c3 z2x1x2c1
ING NDO-NYA
T U- ME- KENG A- KIR
1 2
3 1 2 3
zc3c2 z2x3c5
TAN WU-
RUNG KA- SU- RANG- SU- RANG
SEKAR MACAPAT
MEGATRUH Laras
Pelog Pathet Barang
6 7
@ @ @ @ @
@ @ @
z7c6 z7x@x.x#x@c7
PE- GAT
PE- GAT SI-
NAR-TAN TE-
TES- ING E-
LUH
@ z#x@x#c@
7 6 5 7
z7c5 z7x6x5x6c5
LU- LUH
ING MA-
HA KA— EK- SI
2 z3c5 5
5 5 5
z5c7 z6x5x6c5
SI- NE-
RAP MRIH A-
JA LU- NTUR
3 2
2 2 3
z5c6 2 zux2x3x2cu
I- SI TU-TUR AN-
JA- GE- NI
5 6 6
6 z6c5 z3x5x6c7
z5x7x6c5
z3x2x3c2
NI- MAS MUS- TI-
KA – NE WA- DON
SEKAR MACAPAT
ASMARANDANA (MAJAPAHITAN) Laras Slendro Patet
Manyura
@ # #
# @ @ z#c% z!c6
z5c6
BE- LA BANG- SA LAN
NA- GA- RI (YOI)
@ #
# # @
6 z6x!c6 z5c3
I-
KU TIN-DAK KANG
U- TA- MA
3 3 3
5 3 z2c3
3 3
NGI-
SI MRING KA- MAR-
DI- KA-NE
z3c5 5
5 3 3 3 3
NGLU- HUR- A-
KE BU- DA- YA
z3c2 2 2 2 2 2
2
BA-
SA LAN SAS-
TRA CE- THA
z2c3 3
3 3 !
! z!c@ z!x.x6x@x!c6
RAK-
YAT KU- AT
TRUS AM- BA- NGUN
6 6 6 6 5 z5c3
z!c6 z3c2 zyx1c2
JA-
TI DI- RI NING PRI-
YANG- GA (YA)
Cengkok lain
3 6 ! z!c@
6 3 z!c6
z3c2 zyx1c2
JA-
TI DI- RI NING PRI- YANG-
GA (YA)
SEKAR MACAPAT
MEGATRUH Laras Slendro Patet Manyura
6 3 5 6 6 5 6 3 ! ! z!c@
z!c6
A- YWA PE-
GAT ANG- GA-
YUH WU- WU-
ING KA- WRUH
6 ! ! z!c@
6 3 z3c5
z3c2
NGU- DI UN-
DAK- ING PA-
NGER- TI
2 1 2 z3c5
2 2 z2x3c2
z1cy
KAN-THI MA-
DEP MAN-TEP TE- KUN
2 1
2 3 2
1 z2c1 y
TE-
KUN TE- KAT
TE- KI- TE-
KI
5 5
z5c6 2 3
5 z5c6 z5c3
ING TEM-
BE BA- KAL
KE- LA- KON
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto, “Karawitan Jawatimuran” Surabaya; Karunia; 2016.
Endraswara, Suwardi, “Tuntunan Tembang jawa” Yogyakarta;
Lumbung Ilmu Fajar; 2010.
Luwar, “Macapat Gaya Gresik” Surabaya; Karunia; 2008.
Mawardi, “Tuntunan Sekar Macapat” Solo;Tiga Serangkai; 1992.
Padmosoekotjo, “Suluk Pedalangan Abasa Jawi Kina Ingkang Leres Tuwin Katranganing
Tembung-Tembungipun” Surabaya; Citra jaya Murti; 1978.
Saputro, Darmono, “Serba-Serbi Tetembangan Macapat Berbagai Aspek, Sudut Pandang dan
Teknik Penyajiannya” Surabaya; Lembaga ;Javanologi Surabaya, 2014.
Supatmi, “Tembang-Tembang Palaran Cengkok Gagrag Surakarta-Yogyakarta”
Surakarta; Cendrawasih;
Widodo, Sri, “Ketrampilan Karawitan(Ajar Nabuh Gamelan)” Surakarta; Cendrawasih;
1996.
BIODATA NARASUMBER
kemudian melanjutkan kuliah di STSI Surakarta pada tahun
2001 sampai semester 4 transfer ke STKW Surabaya lulus pada tahun 2006. Sejak
tahun 2011 di angkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Jawa Timur Bidang Budaya, Seni dan Perfilman. Kemudian pada
tahun 2015 diangkat sebagai Pamong Budaya Jawa Timur sampai sekarang. Dan pada
tahun 2016 diangkat sebagai tim penilai Pamong Budaya tingkat Provinsi Jawa
Timur. Di sela-sela kesibukanya sebagai Pamong Budaya Ia juga aktif sebagai
seniman, baik pelaku seni, pengkarya
seni dan
pemerhati seni. Ia juga aktif di berbagai Sanggar Karawitan Pedalangan, Karawitan dan Campursari di berbagai sanggar diantaranya : Sanggar Sekar Melati
Sanggar Elektro Budoyo di ITS Surabaya
Jurusan Elektro, dan Sanggar Maesa Kencana,
Petro Kimia Gresik.
Pengalaman Berkesenian
1. 3
(tiga) Dalang Penyaji Terbaik Bidang Sabet pada Festival Dalang dalam rangka Pekan
Wayang se Jawa Timur tahun
1999 di Surabaya.
2. 3
(tiga) Dalang Penyaji Terbaik Bidang Sanggit
Cerita pada Festival Dalang
dalam rangka Pekan Wayang se Jawa Timur tahun
1999 di Surabaya.
3. Sebagai Pengamat Daerah pada Parade Lagu daerah Taman Mini “ Indonesia Indah” tahun 2011
mewakili provinsi Jawa Timur.
4. Menjadi
salah satu pemusik dalam pertunjukan Festival Kesenian Indonesia III tingkat Nasional tahun
2011 di Surabaya.
5. Duta
Seni mewakili Indonesia ke Ho Chi Mint City,
Vietnam pada tahun 2005.
6. Komposer
dalam Festival Gegitaan tingkat Nasional pada
tahun 2013 di Jogjakarta.
7. Komposer
Iringan Tari Ganggasmara dalam acara Festival Tari
Sakral tingkat Nasional pada tahun
2013 di Jogjakarta.
8. Juara
1 (satu) Komposer Iringan Tari Kidung
Kasanga dalam acara Festival tari Sakral
tingkat Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014
di Sidoarjo. Sampai sekarang karya
tari tersebut masih di gunakan pada acara Tawur Kesanga rangkaian Hari Raya Nyepi
di Surabaya sampai Sekarang.
9. Komposer
Iringan Tari Mandaragiri dalam acara melasti
tingkat Provinsi Jawa Timur di
Surabaya.
10. Komposer
Iringan Tari Nawa Cita Negara Kertagama dalam acara Mahasaba Tingkat
Nasional pada tahun 2016 di Surabaya.
Alamat Rumah : Perum
Graha Angkasa RRI Blok F/12, waru, Sidoarjo
HP. 081554034724
Terima kasih :*)
ReplyDeletesama sama ...tanks
ReplyDelete