CAMPURSARI KOPLO
REKONSILIASI MAJAPAHIT PAJAJARAN
Penulis : Adiyanto
Siapa
yang tidak mengenal campursari koplo, hampir semua lapisan masyarakat pernah
mendengar campursari koplo, Lalu apa yang dimaksud campursari koplo itu
sendiri. Ada yang bilang bahwa campursari koplo adalah perpaduan antara musik
tradisi dan musik modern, ada juga pendapat lain yang bilang bahwa campursari
koplo adalah campuran antara beberapa genre musik dari musik pop, keroncong,
dangdut, kendang kempul dan musik yang lainnya. Banyak tokoh-tokoh seniman
campursari koplo yang memberikan pengaruh yang kuat di masyarakat sehingga campursari
koplo bisa dinikmati di semua kalangan masyarakat, diantaranya adalah Manthous,
Didi Kempot, Sony Jos, Cak Dikin, Demi dan
banyak lagi.
Campursari
koplo yang berkembang saat ini adalah kolaborasi instrumen kendang jaipong/
kendang sunda, instriumen gamelan jawa, kiboard, bas gitar melodi, gitar cak,
kendang tabla, drum dan yang lainnya. Untuk permainan lagunya bisa di garap
dalam irama musik langgam, kendang kempulan, jaipongan, dangdut koplo dan masih
banyak lagi.
Jawa
Timur hampir seluruh daerah di Kabupaten dan Kota sudah sangat mengenal dan menyukai campursari koplo.
Buktinya hampir di seluruh daerah di Jawa Timur banyak sekali grup campursari koplo.
Seni campursari koplo sudah masuk di kesenian yang lain seperti seni jaranan,
seni hadrah, seni wayang kulit, seni dangdut melayu dan seni yang lainnya.
Kesenian
jaranan sudah ada yang menggunakan musik campursari koplo sebagai iringan
musiknya yaitu dengan menggunakan kendang jaipong atau kendang tabla sebagai
irama koplonya. Pergelaran wayang kulit untuk saat ini, pada umumnya selalu ada
instrumen kendang jaipong yang menyatu dengan intrumen gamelan untuk pergelaran
campursari di sela-sela pertunjukannya.
Dari
pernyataan diatas entah disadari atau tidak, dengan berkembangnya campursari
koplo maka ada yang namanya perpaduan antara kesenian tradisi Sunda trah
Pajajaran dan tradisi Jawa trah Majapahit. Di buktikan dengan adanya campursari
koplo yang berkembang saat ini khususnya di Jawa Timur. Instrumen kendang
jaipong/ kendang sunda sudah menyebar di kalangan seni apapun, entah itu seni
pedalangan, campursari koplo, seni jaranan, seni hadrah dan yang lainnya.
Kemudian dengan adanya campursari koplo, berkembang lagi masuk ke musik dangdut
melayu yang mengambil tehnik tabuhan pada kendang jaipong untuk di aplikasikan
ke kendang tabla sehingga menghasilkan irama koplonya. Dan irama koplo tersebut
juga sudah menyebar ke seluruh grup musik dangdut melayu di seluruh Jawa Timur.
Disadari
maupun tidak, tanpa siapa tau tokoh yang membawa instrumen kendang jaipong dan
teknik tabuhan koplonya di Jawa Timur, berarti dikalangan seniman sudah ada
yang namanya rekonsiliasi Majapahit dan Pajajaran. Tanpa melihat sejarah kelam
masa lalu yang pahit antara Majapahit dan Pajajaran dalam sejarah perang bubat,
para seniman berusaha bersatu lewat berkesenian yaitu dengan menyatukan kesenian
tradisi Sunda (Pajajaran) dan kesenian tradisi Jawa (Majapahit) yang berkembang
di Jawa Timur sampai saat ini.
Sehingga
menurut penafsiran saya, dikalangan seniman Sunda dan Jawa tidak ada yang
namanya dendam masa lalu antara Majapahit dan Pajajaran yang ada hanyalah suatu
karya seni kolaborasi antara Sunda dan Jawa. Hal itu bisa saja terjadi karena
senimannya yang tidak paham sejarah atau pun memang tahu sejarah akan tetapi menganggap
bahwa sejarah masa lalu biarlah berlalu dan hanya menjadi kenangan, yang ada
untuk saat ini hanyalah masa depan yang bisa dijadikan untuk kebersamaan,
kerukunan sehingga akan tercipta rukun antar seniman Jawa dan Sunda.
Perlukah
ada rekonsiliasi Majapahit dan Pajajaran di Pemerintahan atau di kalangan
Pimpinan Daerah, karena Pimpinan Daerah bisa membuat kebijakan atau membuat
peraturan yang dapat menyelesaikan perselisihan antara Sunda (Pajajaran) dan
Jawa (Majapahit). Jika memang perlu, berarti harus ada rekonsiliasi
peristiwa-peristiwa yang lain yang terjadi dimasa lampau. Seperti peristiwa
G30S, rekonsiliasi antar agama yang sampai saat ini masih rame dan sering
terjadi di masyarakat kita. Bahkan perlu ada rekonsiliasi antar partai, karena
antar partai kadang bermusuhan kadang menjadi teman, ketika bermusuhan saling
menjatuhkan, ketika menjadi teman saling memuji.
Terkait rekonsiliasi tidak usah kita
berfikir untuk membuat sejarah yang baru, mari kita
kenali sejarah masa lampau, dengan segala pernak-perniknya sebagai
pembelajaran, bukan untuk dicari mana pihak yang benar dan mana yang salah, bukan
untuk balas dendam. Pemerintah tidak perlu meluruskan, dan mencari pembenaran,
apalagi memberi penilaian yang berpotensi atau berpihak pada kelompok tertentu
sehingga akan menimbulkan gejolak sosial. Fokus saja pada prioritas untuk
pemberantasan korupsi agar uang negara benar-benar digunakan untuk
kesejahteraan rakyat dan merangkul semua kekuatan yang ada untuk membesarkan daerah
ini melalui bidang masing-masing.
SENIN, 29 JANUARI 2018
POJOK KIRI KORANE RAKYAT
No comments:
Post a Comment