SENI PEDALANGAN DALAM KAMPANYE POLITIK
Penulis : Adiyanto
Pilihan
kepala daerah Jawa Timur tahun 2018 memasuki babak baru. Jawa Timur memasuki
tahun politik pada 2018. Satu fenomena pasti dan tetap di dunia politik adalah
obral janji- janji bagi para calon kepala daerah kepada para masyarakat. Pada
dasarnya dunia seni pedalangan selalu berkaitan dengan yang namanya dunia
politik, kapanpun dan dimanapun. Pada satu sisi para penguasa politik dapat
menggunakan seni pedalangan sebagai alat untuk melakukan kampanye politik,
disisi lain dunia seni pedalangan dapat hidup dan berkembang sebagian di
pengaruhi oleh dukungan para elit politik.
Pada
masa kampanye palitik, para seniman dalang akan banyak kebanjiran order untuk menyelenggarakan
pertunjukan dari para partai politik pengusung calon pimpinan daerah, yang
mempunyai tujuan menyampaikan visi-misi para caron yang akan maju di pilkada
pada bulan-bulan ini. Sehingga dapat dipastikan seni pedalangan akan hidup dan
berkembang di tahun politik saat ini.
Menurut
pemikiran saya sebagai seniman dalang yang mempunyai pengaruh besar di kalangan
masyarakat, sebaiknya momen ini bisa dijadikan oleh para dalang sebagai ajang
untuk berkarya seni bukan ikut masuk menjadi salah satu aktivis partai politik
tertentu, sehingga didalam pertunjukan wayang hanya diberdayakan untuk
menghibur dan mengundang massa saja. Untuk panyampaian visi misi calon
tertentu, dan program-program politik sebaiknya di sampaikan oleh aktivis
partai politik. Jangan sampai seniman dalang ikut masuk terlalu dalam dalam penyampaian
program politik partai, apalagi sampai memuji calon kepala daerah yang mengundang
dan menjatuhkan calon kepala daerah pihak lain yang menjadi lawan. Kalau sampai
itu terjadi maka yang akan rugi adalah seniman dalang itu sendiri. karena
menurut saya para dalang dalam menggelar pertunjukan wayang, sebaiknya tidak
berpihak dan secara eksplisit menyatakan sebagai aktivis partai politik
tertentu. Sehingga para dalang bisa dengan bebas mendapat job atau undangan
pentas dari partai manapun.
Ada
fenomena yang pernah terjadi, diwaktu yang
telah lalu ada salah satu dalang senior dari Jawa Tengah pada era rezim
orde baru menyatakan bahwa dirinya
adalah salah satu aktivis partai GOLKAR yang sangat fanatik. Di dalam pergelaran wayang Ia selalu menyatakan
akan selalu ikut dan setia kepada partai GOLKAR. Akan tetapi ketika partai
Golkar tumbang pada masa reformasi, dan banyak dikalangan masyarakat yang
menghujat partai GOLKAR tersebut, Ia langsung masuk ke partai lain dan juga pada
setiap pergelaran wayang kulitnya, Ia juga manyatakan ikut menjadi aktivis
partai tersebut dan akan berjanji untuk setia.
Menurut
pemikiran saya, dengan cerita fakta yang terjadi terkesan seniman dalang
tersebut hanya memanfaatkan para partai politik untuk dijadikan sapi perah yang
hanya diambil susunya untuk kepentingan pribadi. yang hanya untuk memperkaya
diri sendiri melalui pertunjukannya dengan cara seolah-olah kerjasama dan ikut
menjadi aktivis setia. Akan tetapi yang sebernarnya terjadi, adalah menggunakan
modal penjilatan. Karakter seniman dalang yang demikian ini biasanya kurang
memiliki komitmen terhadap nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi jati diri
seorang dalang. Karakter yang demikian ini akan dengan mudah meninggalkan tanpa
beban moral dan tanpa merasa berdosa ketika partai politik tersebut dianggap
sudah tidak menpunyai kedudukan sebagai penguasa dan sudah tidak menguntungkan
lagi bagi dirinya.
Dari
cerita tersebut tersebut diatas, menurut pemikiran saya seniman dalang harus
bisa menempatkan dirinya sebagai seniman yang mempunyai jati diri dan tetap
mempunyai pengaruh baik dikalangan masyarakat. Sehingga kata dalang tidak
dianggap sebagai dalang dalam konotasi negatif pada umumnya. Seperti kata
dalang kerusuhan, dalang pembunuhan, dalang pengeroyokan dan yang lainnya.
Berkaitan
dengan permasalahan tersebut, bagi para aktivis partai politik yang ingin melakukan
kampanye, serta ingin memanfaatkan jasa seniman dalang, harus ada kerjasama
yang saling menguntungkan antara seniman dalang dan para aktivis partai
politik. Kerjasama itu harus disertai dengan pembagian tugas yang jelas
sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang positif di antara kedua belah pihak. Seniman
dalang dalam menggelar pertunjukannya jangan mengorbankan estetik demi politik,
sehingga sifat pertunjukan hanya bersifat menghibur dan mengundang massa saja.
Sedangkan untuk kebutuhan pengungkapan visi-misi politik sebaiknya dilakukan
para aktivis partai itu sendiri. sehingga yang terjadi para aktifis partai
politik dapat memilih para dalang yang mana saja sesuai dengan potensi
masing-masing. Terutama dengan daerah pengaruh dalang.
Perlu
diketahui bahwa setiap dalang mempunyai pengaruh dan pangsa pasar yang berbeda-
beda pada setiap daerah, untuk itu para aktiis partai politik perlu mencari informasi terkait peta wilayah setiap
seniman dalang untuk menghadapi kanpanye politik yang akan datang.
Harian Bangsa
Senin 23 Januari 2018
No comments:
Post a Comment