WAYANG
PAMEKASAN PUNAH, TANPA PENERUS
Kesenian
tradisional wayang kulit Pamekasan, di Madura, sekarang ini sudah punah
karena tidak ada lagi generasi baru yang meneruskannya. Para dalang tua yang
menguasai wayang dengan dialog berbahasa khas Madura itu sudah tiada lagi. Sementara Instansi yang terkait dengan Kebudayaan, seperti Dinas
Kebudayaan, Dewan Kesenian serta lembaga yang lain tidak
memiliki agenda konkret untuk melestarikan kekayaan tradisional seperti wayang kulit gaya Pamekasan. Sehingga yang terjadi untuk generasi penerus di
pertunjukan wayang kulit pamekasan sekarang sudah tidak ada lagi.
Penjaga Vihara Avalokitesvara
Pamekasan Bapak Kosala Mahindra mengatakan, generasi muda tidak
berminat untuk menekuni seni tradisi wayang pamekasan ini karena dinilai kurang
menarik, ketinggalan zaman, tidak menjanjikan penghasilan yang layak, serta
kurang diapresiasi publik.
Wayang
Pamekasan,
yang diperkirakan tumbuh sejak 300
tahun yang lalu, memiliki sumber cerita yang sama dengan
wayang purwa dari Jawa. Bedanya, wayang di Pamekasan mempunyai bentuk wayang yang berbeda dan
dimainkan dengan menggunakan bahasa Madura,
serta menggunakan iringan gending-gending khas gaya Pamekasan Madura.
Dewasa ini perkembangan
kebudayaan sangatlah pesat. Hal itu merupakan efek langsung dari globalisasi
yang menjadikan dunia yang luas ini bagaikan hanya satu kampung saja sehingga
informasi yang ada di belahan bumi bagian barat bisa dengan mudah dan cepat di
katahui oleh belahan bumi bagian lain, begitu halnya dengan kebudayaan.
Akhir- akhir ini buming yang
namanya budaya k-pop. Mulai dari musik dan gaya dance ala- ala boyband dari Negara Korea tersebut. Penulis yakin
masyarakat juga fasih tentang gaya yang update pada saat ini, yaitu gangnam style yang dalam
sekejab menjadi tren di masyarakat. Hal ini merupakan bukti betapa mudahnya budaya dari satu negara bisa
masuk ke negara lain dan juga ke indonesia dan ke pulau madura juga. Disadari
atau tidak, hal tersebut bisa menggerus habis budaya kita. Karena bisa jadi
generasi muda kita malah lebih mencintai budaya luar dan melupakan budaya
sendiri. Ini harus mendapatkan perhatian khusus dari semua lapisan
masyarakat
Kemajuan teknologi adalah bagus apabila bisa kita
gunakan semaksimal mungkin. Globalisasi adalah kesempatan apabila kita bisa
memanfaatkannya untuk mempromosikan jati diri kita. Bukan malah kehilangan jati
diri dan terombang ambing dalam arus budaya orang lain. Akan tetapi yang
penulis lihat di dunia nyata adalah masyarakat pada saat ini terlalu terlena dengan globalisasi dan teknologi
sehingga kita hanya menjadi penikmat belaka. Akhirnya, budaya yang seharusnya
kita perkenalkan dengan bangga ke daerah
daerah lain, akan tetapi kita malah bingung sendiri.
Agar hal di atas tidak
terjadi, maka Kabupaten Pamekasan
ketika mengadakan acara-acara formal dipemerintahan sebaiknya menampilkan
kesenian tradisional khas Pamekasan salah satunya wayang kulit Pamekasan.
Kesenian wayang kulit pamekasan merupakan kesenian
di Pamekasan Madura yang hampir dilupakan.
Maka dari itu kesenian tersebut coba diangkat kembali di acara-acara gelar seni di Madura agar tidak benar – benar di lupakan. Kesenian yang bersifat modern di perbolehkan tampil di acara- acara di Pamekasan , akan tetapi
perbandingannya tidak boleh melebihi bobot kesenian tradisional. Tujuan
utamanya adalah memperkenalkan kesenian khas Pamekasan yang mulai ditinggalkan karena banyaknya seni modern yang beredar, sehingga diharapkan masyarakat akan mengenal dan
mencintai kesenian khas pamekasan yang menjadi identitas diri dari kabupaten pamekasan.
Untuk
menghidupkan kembali seni budaya tradisional sebagai wujud dari jati diri maka
perlu sumbangsih dari berbagai pihat diantaranya pemerintah, pecinta seni
tradisi, senimannya serta masyarakat,
harus punyakesadaran untuk benar – benar mengangkat seni
tradisi dan budaya
sebagai jati diri suatu bangsa.
Apabila banyak kesenian tradisi kita yang hilang dan tergantikan oleh
seni modern dari negara lain yang notabene bukan kesenian asli dari daerah
kita, malah yang lebih parah kita pernah jumpai kesenian kita hidup dan
berkembang di negara lain. Tidakkah kita merasa
tertampar dengan kenyataan seperti itu? Atau jangan – jangan kita juga termasuk
yang tidak tahu dan tidak mau tahu. Oleh sebab itu sudah saatnya kita bangun
dari mimpi buruk ini. Dengan cara mebuat generasi muda kita tidak hanya tahu
secara kontekstual tentang seni
budayanya, akan tetapi kita harus memberi wawasan juga secara praktek.
Tertarik akan hal yang baru
adalah wajar. Bahkan itu adalah sifat dasar manusia. Biasanya manusia itu menyukai
hal – hal baru yang belum pernah ia temukan dan menarik perhatiannaya. akan tetapi apabila semua
itu menjadikan manusia lupa dengan jati diri yang sebenarnya, maka kita patut
prihatin.
Melihat fenomena ini kita memang tak lantas dapat
menyalahkan masyarakat yang lebih memilih kesenian modern dibanding kesenian tradisional
yang kita miliki. Perlunya ada penanaman dini tentang kecintaan terhadap kesenian tradisi seperti mengenalkan, wayang, tarian,musik karawitan dan yang lainnya agar setelah
mereka mengenal lalu mereka tertarik untuk mempelajari selanjutnya.
Sudah saatnya kita sebagai masyarakat khususnya
pelajar dan mahasiswa, harus bisa memilah apa yang masuk dari luar artinya kita
harus bisa memilih dan menyaring mana yang lebih baik dan positif untuk kita
ikuti. Bukan sekedar ingin mengikuti tren yang sudah ada tanpa memfilter
terlebih dahulu. Sudah saatnya kita kembangkan dan lestarikan kembali kesenian tradisional yang sudah mulai tergerus oleh kesenian modern, karena bagaimanapun itu adalah hasil cipta karya bangsa kita.
Hal yang harus dilakukan banyak pihak untuk
menghidupkan kembali kesenian tradisional wayang Pamekasan adalah
mengenalkan sejak dini wayang
Pamekasan di sekolah
mulai dari TK, SD, SMP, SMA sesuai dengan tingkat pemahaman anak tentang wayang, Dengan
kegiatan program masuk sekolah
ini,
diharapkan kepada generasi muda untuk lebih mengenal kesenian yang sudah
semakin langka tersebut dan
akan tertarik mempelajari dan mengenal wayang kulit lebih dekat. Selanjutnya
adalah promosi ketika ada pergelaran
wayang sehingga dalam pergelaran banyak sekali penontonnya. Karena sukses tidaknya suatu acara juga dilihat dari
banyaknya orang yang antusias dengan acara tersebut. Kita bisa merasakan
bagaimana garingnya acara tersebut apabila penontonnya tidak semarak /
meriah atau hanya segelintir orang saja yang menonton.
Penulis : Adiyanto, S.Sn, MM
Pamong Budaya Ahli Muda
Provinsi Jawa Timur
If you're trying to lose kilograms then you need to start following this totally brand new personalized keto plan.
ReplyDeleteTo create this keto diet, certified nutritionists, fitness trainers, and professional cooks united to develop keto meal plans that are useful, painless, cost-efficient, and delicious.
Since their grand opening in 2019, 100's of people have already remodeled their body and well-being with the benefits a professional keto plan can give.
Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones offered by the keto plan.