MENGHADAPI PROBLEMATIKA SENI BUDAYA TRADISIONAL
DI JAWA TIMUR
Adiyanto
Pamong Budaya Ahli Muda
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
Intisari
kebudayaan
yang telah ada seperti kebudayaan tradisional akan tergeser bahkan akan hilang
terganti oleh kebudayaan baru/ modern. Orang-orang akan lebih mengandalkan
kebudayaan baru dan meninggalkan kebudayaan tradisional karena dianggap
kebudayaan itu adalah kebudayaan yang kuno dan pantas di tinggalkan. Jadi
keberadaan kebudayaan tradisional saat ini sangat mengkhawirkan.
Kita
sebagai penerus bangsa harus dapat melestarikan budaya sendiri, budaya
tradisional. Jangan sampai budaya itu punah tertelan waktu
.
Kata Kunci : Seni Budaya,
tradisional, Jawa Timur
ABSTRACT
Existing cultures such as traditional
culture will be displaced and will even be replaced by new / modern cultures.
People will rely more on new cultures and abandon traditional culture because
it is considered a culture that is ancient and deserves to be abandoned. So the
existence of traditional culture is very exciting today.
We as the nation's successors
must be able to preserve their own culture, traditional culture Don't let the
culture go extinct in time
.
Keywords: Cultural Arts,
traditional, East Java
PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan suatu daerah
bisa dikatakan sudah mulai mengalami kemajuan. Mempunyai daerah yang maju
memang harapan semua masyarakat, dan kini hampir semua daerah sudah mengalami
kemajuan tersebut. Mulai dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
transportasi, bahkan budaya sekalipun, itu semua karena pengaruh dari
globalisasi.
Akibat dari pengaruh globalisasi tersebut banyak dampak
positif maupun negatif yang ditimbulkan. Dampak positif dari pengaruh
globalisasi sudah bisa kita rasakan sendiri, yaitu teknologi yang semakin
canggih, kemajuan alat transportasi dan ilmu pengetahuan lebih luas.
Tetapi dalam sisi negatifnya, karena pengaruh dari globalisasi ini, banyak
budaya barat yang juga ikut masuk di daerah kita. Akibat pengaruh budaya
tersebut, banyak generasi muda yang lebih memilih budaya barat dari pada budaya
tradisionalnya. Itu dikarenakan pola pikir mereka yang menganggap jika budaya
barat itu lebih modern dan lebih populer, sehingga kesadaran mereka dalam
melestarikan budaya tradisional menurun. Itu semua menyebabkan keberadaan
budaya tradisional di daerah kita mulai memprihatinkan. Dahulu, budaya
tradisional di daerah kita khususnya di Jawa Timur tak terhitung jumlahnya
karena begitu banyak ragamnya, mulai dari tarian tradisional, bahasa
tradisional, alat musik tradisional, dan masih banyak lagi. Tetapi
sekarang budaya tradisional di Jawa Timur menjadi berkurang peminat.
Jarang sekali sekarang kita temui ada anak muda yang mau
untuk memperhatikan seni budaya tradisional seperti: Ludruk, Ketroprak, Wayang
Orang, Klenengan, Seni Macapat dan sebagainya. Anggapan mereka tentang
kebudayaan tradisional saat ini adalah salah. Sehingga mereka malu untuk
mengakui jika kebudayaan tadisional adalah kebudayaan mereka.
Apabila pemikiran para generasi muda tidak pulih kembali
untuk mencintai seni budaya tradisionalnya, cepat atau lambat pasti seni budaya
kita akan punah. Oleh karenanya, sebelum itu semua terjadi, kita sebagai para
generasi muda harus berani memperjuangkan kembali seni budaya tradisional yang
sudah nenek moyang wariskan kepada kita.
APA
ITU BUDAYA TRADISIONAL?
Goodenough
mengemukakan, bahwa kebudayaan adalah suatu sistem kognitif, yaitu suatu sistem
yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, dan nilai yang berada dalam pikiran
anggota-anggota individual masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan berada
dalam tatanan kenyataan yang ideasional. Atau, kebudayaan merupakan
perlengkapan mental yang oleh anggota-anggota masyarakat dipergunakan dalam
proses orientasi, transaksi, pertemuan, perumusan, gagasan, penggolongan, dan
penafsiran perilaku sosial nyata dalam masyarakat mereka.[1]
Soemardjan
dan Soemardi (dalam Soekanto, 2007) merumuskan, kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan
masyarakat.[2]
Koentjaraningrat
mengatakan, bahwa menurut ilmu antropologi kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan millik diri manusia dengan belajar. Dia membagi kebudayaan atas
7 unsur: sistem religi, system organisasi kemasyarakatan,
sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan
peralatan bahasa dan kesenian. Kesemua unsur budaya tersebut terwujud dalam
bentuk sistem budaya/adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan),
sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan
unsur-unsur kebudayaan fisik (benda kebudayaan).[3]
OBJEK
KEBUDAYAAN TRADISIONAL
Ada berbagai jenis budaya tradisional yang ada di wilayah Jawa Timur. Budaya
tradisional tersebut, diantaranya adalah :
1. Seni
Tradisional : Unsur kesenian yang menjadi
bagian hidup masyarakat dalam suatu daerah tertentu. Seperti, seni tari,
karawitan, pedalangan, macapat, ludruk dan sebagainya
2. Bahasa Tradisional : Bahasa
daerah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap daerah, seperti
bahasa osing, bahasa Madura, bahasa Jawa, bahasa Arek (suroboyoan) dan
sebagainya .
3. Pakaian Tradisional : Pakaian
khas yang berbeda dari daerah satu dengan daerah lain.
4. Senjata Tradisional : Suatu
senjata yang digunakan oleh penduduk suatu daerah. Orang jaman dulu sering
menyebutnya gaman.
5. Alat Musik Tradisional : Alat
musik yang berkembang dan di gunakan sebagai upacara tradisional, hiburan
maupun iringan, seperti gamelan, dug-dug, tong-tong, terbangan dan sebgainya
6. Upacara Tradisional : Suatu upacara yang digunakan untuk
persembahan di daerah, seperti misalnya, suroan, nyadran bersih desa, ruwatan
dan sebagainya
BUDAYA
YANG SUDAH MULAI HILANG
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan
dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan
salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya antar daerah di Jawa Timur
Peristiwa
transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan
kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan
teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh
banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan revolusi industri yang berkembang saat ini masyarakat bisa menyaksikan
berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai
belahan bumi lewat jaringan online.
Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin
tersisihnya kesenian tradisional di Jawa Timur dari kehidupan masyarakat yang
sarat akan pemaknaan dalam masyarakat. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi
kesenian etnis local yang selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual
masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai
akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi
informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang
berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir
dan kehilangan fungsinya.
Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi
telah menjadi sarana perubahan budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif
pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat
tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya
akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang Orang
di Taman Hiburan Remaja Surabaya kini tampak sepi seolah-olah tak ada
pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat ludruk merupakan salah satu
bentuk kesenian tradisional Jawa Timur yang sarat dan kaya akan pesan-pesan
moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik,
menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada
tahun 1980-an masih Berjaya, akan tetapi saat ini tengah mengalami “mati suri”.
Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian
tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami
oleh kesenian tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi budaya tradisional
di berbagai daerah di Jawa Timur. Sekalipun demikian bukan berarti semua
kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain,
ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan
fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri
dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat,
misalnya saja kesenian tradisional “Wayang Kulit” yang di kolaborasi dengan
lawak, campursari dan frahmen tari yang saat ini masih berkembng.
Kenyataan di atas menunjukkan kesenian wayang kulit memiliki penggemar
tersendiri, terutama pergelaran yang disajikan dalam bentuk hiburan. Dari
segi
bentuk pementasan atau penyajian, wayang kulit termasuk kesenian tradisional
yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
ALTERNATIF SENI TRADISIONAL UNTUK MENGHADAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Berdasarkan analisis, permasalahan yang
dihadapi oleh sebagian besar masyarakat khususnya di Jawa Timur, salah satunya
adalah kurangnya pengembangan media promosi, pendataan seni budaya tradisional,
dan optimalisasi Dokumentasi dalam pemasaran kesenian tradisinya lewat
teknologi. Maka hal yang harus dilakukan salah satunya adalah memberikan
inovasi pada pagelaran ataupun pementasan kesenian yang ada di dalamnya sesuai
dengan kebutuhan yang ada, yang disesuaikan oleh kondisi saat ini yaitu dengan
mengikuti kecanggihan teknologi. Dari sini adanya suatu acara pertunjukkan yang
melalui proses inovasi merupakan salah satu strategi yang paling baik dilakukan
sebagai langkah awal memperkenalkan kembali macam-macam kesenian tradisional
khususnya di Jawa Timur.
Generasi masyarakat saat ini
banyak berpikir kalau seni tradisi itu sekarang sangat tidak menarik bila
dibandingkan dengan seni modern padahal berubahnya jaman, kesenian tradisional
yang sekarang pun berubah kemasan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan
seperti yang mereka pikir. Maka dari itu, promosi kali ini sekaligus ingin
memperlihatkan pencitraan seni yang semangat, ceria, anggun, dan banyak
macamnya.
Mengangkat suatu event dari kesenian
tradisi lokal dimana masih dilakukan oleh masyrakat daerah di Jawa Timur
merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena sekaligus membantu mereka
menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa masih ada masyarakat yang peduli
terhadap keberadaan seni tradisi ini, yang sudah menurun dari waktu ke waktu
sehingga masyarakat lain diluar sana ikut tergerak bermula dari mengenal seni
tradisi itu sendiri dan gol terbesarnya mereka ikut berperan aktif untuk
mencintai dan merawat keberadaan kesenian tradisional.
Media promosi secara tidak langsung sudah
berperan ikut memperkenalkan ragam seni tradisi di Jawa Timur. Media promosi
hanya membantu proses mengenalkan acara tersebut maka, ditambah dua media yang
berperan lebih aktif dan menonjol untuk memperkenalkan kesenian tradisional
yang bisa diakses setiap waktu dan buku sebagai media yang bisa bertahan lama.
Serta adanya desain booth di tempat acara dimana masyarakat bisa masuk dan
melihat bahkan mencoba langsung menggunakan alat-alat musik.
Fokus Utama Pelestarian kesenian
tradisional sebagai upaya dalam menumbuhkan kecintaan Budaya Lokal di
masyarakat Jawa Timur tersebut meliputi beberapa aspek diantaranya adalah,
rencara pelestarian seni budaya melalui kemasan multimedia, data dokumentasi
sebagai wadah pelestarian seni budaya dan seni budaya lokal sebagai Identitas
seni budaya di masyarakat.
KESIMPULAN
Jawa Timur memiliki seni budaya
yang sangat majemuk sangat banyak jumlahnya jumlahnya.
Definisi kebudayaan dan teknologi sendiri sangat luas tergantung orang menilai
dari sudut mana. Disini saya mendenifisikan kebudayaan adalah gaya hidup
ataupun cara hidup yang dimiliki sekelompok orang atau masyarakat yang
diwariskan dan ditindaklanjuti dari generasi ke generasi. sedangkan teknologi
merupakan ilmu pengetahuan terapan untuk menciptakan suatu hal yang baru
sehingga dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. Keduanya memang tidak bisa dipisahkan, adanya
kebudayaan yang dimiliki sekelompok orang dapat menciptakan teknologi baru,
begitu juga sebaliknya adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang
baru pada masyarakat serta teknologi sebagai pertanda kemajuan kebudayaan.
Semakin berkembangnya teknologi
dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita yang ikut
serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Pengaruh
globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan
bangsa Indonesia perlahan-perlahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi yang sudah hampir mendarah danging di kalangan
masyarakat, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan
pada akhirnya menimbulkan nilai baru untuk seni budaya kita.
Cara penanganan agar semua
pengaruh tersebut dapat diambil sisi positifnya saja adalah dengan penyaringan
budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Dengan
tertananamnya jati diri bangsa pada setiap individu diharapkan mampu menjadi
filter bagi kebudayaan asing yang bisa masuk kapan saja dan dimana saja.
strategi kebudayan kedepan sebenarnya yang diperlukan bukan hanya menjadi
tukang-tukang teknologi, tetapi masyarakat mesti mampu menjadi penemu, dengan
kata lain mendidik masyarakat untuk berfikir, berkata dan bertindak yang benar.
Dengan demikian masyarakat Indonesia mampu mengkolaborasikan antara produk seni budaya dengan teknologi yang tetap mengedepankan etika, moral dan estetika
sesuai budaya yang adiluhung.
Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian
dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya supaya seni
budaya tetap bisa berkembang dan hidup mesesuaikan jaman, tanpa mengurangi
nilai yang terkandung didalamya. Harapan besar sangat tergantung pada
para pemangku kepentingan, seniman dan budayawan khususnya dan masyarakat umumnya dalam upaya
menjaga aset seni budaya tradisional supaya
tidak punah tergerus kemajuan jaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arkeowisata_
Mengembangkan Daya Tarik Pelestarian Warisan Budaya oleh Roby Ardiwidjaja -
Buku di Google Play. (n.d.).
Kalangie. 1994. “ Kebudayaan dan kesehatan”. Jakarta: Kesaint Blan
Koentjaraningrat. 2002. ”Pengantar Ilmu Antropologi”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mubah, A. S. (2011).
Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus
Globalisasi. Jurnal Unair, 24(4), 302–308.
https://doi.org/10.1159/000322138
Nurjanah, S., & Jakarta,
U. N. (n.d.). Mengangkat nilai budaya sebagai pendidikan karakter yang bermutu
untuk mahasiswa indonesia, 157–162.
Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
No comments:
Post a Comment