Search This Blog

29 Nov 2017

PENTINGKAH STRATEGI KEBUDAYAAN DI JAWA TIMUR ?


                                                                                        ADIYANTO, S.Sn

PENTINGKAH STRATEGI KEBUDAYAAN DI JAWA TIMUR ?

Jawa Timur  merupakan daerah yang memiliki warisan budaya yang luar biasa dan sangat majemuk, maka dari itu  potensi budaya yang yang ada harus segera di rengkuh. Apabila potensi tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan sia-sia belaka.
Salah satu strategi kebudayaan bagi Pemeintah  Jawa Timur yaitu melaksanakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan yang disahkan pada 27 April 2017. Didalam Undang-Undang  tersebut terkandung empat poin strategis yang yang menjadi acuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memajukan kebudayaan. Empat poin itu yakni perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, serta pembinaan.
Melalui perlindungan, pemerintah berupaya menjaga keberlanjutan kebudayaan, caranya yaitu dengan inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi. Perlindungan, dasarnya adalah pengetahuan yang kita punya. Langkah dasarnya adalah pendataan. Kita harus tahu dulu apa yang harus dilindungi.
Strategi berikutnya yaitu pengembangan, yang berarti Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya menghidupkan ekosistem kebudayaan serta meningkatkan, memperkaya dan menyebarluaskan kebudayaan.
Kemudian, strategi pemanfaatan yaitu upaya pendayagunaan objek pemajuan kebudayaan untuk menguatkan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Misalnya pemanfaatan di bidang ekonomi. Ini sudah dimanfaatkan untuk kepentingan komersial, misalnya industri jamu tradisional.
Terakhir strategi pembinaan, yaitu upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan pranata kebudayaan dalam meningkatkan dan memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat.
Dengan adanya strategi kebudayaan tersebut, sebenarnya yang perlu dilakukan adalah implementasi atau gerakan kebudayaan, jadi Strategi kebudayaan tersebut tidak hanya sebatas konsep dan tulisan semata. Perlu pemahaman bersama bahwa pemikiran tentang strategi kebudayaan bukan hanya sekedar proses berkesenian, dalam hal perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan seharusnya tidak hanya berkutat di lingkupan kesenian saja. Sehingga untuk mengimplementasikan strategi kebudayaan bisa menyeluruh dalam pemikiran kebudayaan yang lebih luas.

Strategi kebudayaan di Jawa Timur sangat penting sekali keberadaannya, karena saat ini Jawa Timur belum dapat mengatasi berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Karena itu, perlu adanya sebuah strategi kebudayaan  sebagai usaha untuk mengelola kekayaan budaya khsusunya di Jawa Timur.

Saat ini di Jawa Timur terkesan berkembang dengan pesat kemajuan kebudayaan, terlihat banyak masyarakat yang tergila-gila dengan yang namanya seni budaya. Puncak-puncak kebudayaan dengan seremoni-seremoni yang berbau budaya cukup merebak, terutama dikalangan pemerintahan dan para elit masyarakat. Akan tetapi seremoni seni budaya itu hanya salah satu aspek berbudaya yang terkesan konyol dan mengada-ada. Karena seremoni seni budaya itu tidak dapat dijadikan pedoman keberhasilan strategi kebudayaan dalam rangka pengembangan karakter manusia dan masyarakat. Yang terjadi justru pemborosan anggaran yang tidak perlu, sementara masyarakat miskin masih cukup banyak.

Seremoni seni budaya tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan pelaksanaan strategi kebudayaan yang mampu mengontrol dan mengikat tujuan kebudayaan. Dengan tidak adanya strategi kebudayaan yang mengontrol dan mengikat orang untuk beretika, berbuat kebajikan dalam segala hal, maka yang terjadi banyak kepala SKPD yang terjerat operasi tangkap tangan,  pejabat korupsi, budaya menyenangkan pimpinan, dan masih banyak lagi.

Untuk saat ini salah satu strategi kebudayaan yang relevan di Jawa Timur adalah pepatah kuno yaitu “Nrimo ing Pandum” yang artinya ikhlas atas apa yang kita terima dalam kehidupan atau “legowo” dalam menghadapi setiap lika-liku dalam hidup. Hal ini dimaksudkan agar para pejabat di pemerintahan, para elit politik dan masyarakat pada umumnya bisa menikmati hidup dengan apa yang dimilikinya, tidak dengan serakah memiliki harta yang bukan menjadi haknya. Sehingga tidak akan ada lagi pejabat yang korupsi, menggunakan kekuasannya untuk sewenang-wenang, mark up anggaran untuk kebutuhan pribadi, dan tidak ada lagi pejabat yang meminta pajak dari bawahannya sebagai balas budi.  Apabila itu terjadi dan dilakukan oleh semua lapisan masyarakat maka akan membawa Jawa Timur pada kesejahteraan yang abadi.
Dengan adanya salah satu strategi kebudayaan ini diharapkan teman –teman yang duduk dipemerintahan, akademisi dan para pakar budayawan tidak hanya sekedar merumuskan strategi kebudayaan yang bersifat konsep dan menghasilkan tulisan yang tidak ada gunanya, akan tetapi harus ada implementasi dan gerakan kebudayaaan yang di landasi dengan niat baik, kejujuran supaya dalam hal mengelola kebudayaan dapat terlaksana dengan baik.  

Penulis  : Adiyanto


No comments:

Post a Comment

BEDAYAN LOGONDANG NOTASI PELOG LIMA ADITYASTUTI

 BEDAYAN LOGONDANG NOTASI PELOG LIMA ADITYASTUTI