Search This Blog

31 Jan 2018

CAMPURSARI KOPLO REKONSILIASI MAJAPAHIT PAJAJARAN

CAMPURSARI KOPLO
REKONSILIASI MAJAPAHIT PAJAJARAN
Penulis : Adiyanto


Siapa yang tidak mengenal campursari koplo, hampir semua lapisan masyarakat pernah mendengar campursari koplo, Lalu apa yang dimaksud campursari koplo itu sendiri. Ada yang bilang bahwa campursari koplo adalah perpaduan antara musik tradisi dan musik modern, ada juga pendapat lain yang bilang bahwa campursari koplo adalah campuran antara beberapa genre musik dari musik pop, keroncong, dangdut, kendang kempul dan musik yang lainnya. Banyak tokoh-tokoh seniman campursari koplo yang memberikan pengaruh yang kuat di masyarakat sehingga campursari koplo bisa dinikmati di semua kalangan masyarakat, diantaranya adalah Manthous, Didi Kempot, Sony Jos, Cak Dikin,  Demi dan banyak lagi.
Campursari koplo yang berkembang saat ini adalah kolaborasi instrumen kendang jaipong/ kendang sunda, instriumen gamelan jawa, kiboard, bas gitar melodi, gitar cak, kendang tabla, drum dan yang lainnya. Untuk permainan lagunya bisa di garap dalam irama musik langgam, kendang kempulan, jaipongan, dangdut koplo dan masih banyak lagi.
Jawa Timur hampir seluruh daerah di Kabupaten dan Kota sudah  sangat mengenal dan menyukai campursari koplo. Buktinya hampir di seluruh daerah di Jawa Timur banyak sekali grup campursari koplo. Seni campursari koplo sudah masuk di kesenian yang lain seperti seni jaranan, seni hadrah, seni wayang kulit, seni dangdut melayu dan seni yang lainnya.
Kesenian jaranan sudah ada yang menggunakan musik campursari koplo sebagai iringan musiknya yaitu dengan menggunakan kendang jaipong atau kendang tabla sebagai irama koplonya. Pergelaran wayang kulit untuk saat ini, pada umumnya selalu ada instrumen kendang jaipong yang menyatu dengan intrumen gamelan untuk pergelaran campursari di sela-sela pertunjukannya.
Dari pernyataan diatas entah disadari atau tidak, dengan berkembangnya campursari koplo maka ada yang namanya perpaduan antara kesenian tradisi Sunda trah Pajajaran dan tradisi Jawa trah Majapahit. Di buktikan dengan adanya campursari koplo yang berkembang saat ini khususnya di Jawa Timur. Instrumen kendang jaipong/ kendang sunda sudah menyebar di kalangan seni apapun, entah itu seni pedalangan, campursari koplo, seni jaranan, seni hadrah dan yang lainnya. Kemudian dengan adanya campursari koplo, berkembang lagi masuk ke musik dangdut melayu yang mengambil tehnik tabuhan pada kendang jaipong untuk di aplikasikan ke kendang tabla sehingga menghasilkan irama koplonya. Dan irama koplo tersebut juga sudah menyebar ke seluruh grup musik dangdut melayu di seluruh Jawa Timur.
Disadari maupun tidak, tanpa siapa tau tokoh yang membawa instrumen kendang jaipong dan teknik tabuhan koplonya di Jawa Timur, berarti dikalangan seniman sudah ada yang namanya rekonsiliasi Majapahit dan Pajajaran. Tanpa melihat sejarah kelam masa lalu yang pahit antara Majapahit dan Pajajaran dalam sejarah perang bubat, para seniman berusaha bersatu lewat berkesenian yaitu dengan menyatukan kesenian tradisi Sunda (Pajajaran) dan kesenian tradisi Jawa (Majapahit) yang berkembang di Jawa Timur sampai saat ini.
Sehingga menurut penafsiran saya, dikalangan seniman Sunda dan Jawa tidak ada yang namanya dendam masa lalu antara Majapahit dan Pajajaran yang ada hanyalah suatu karya seni kolaborasi antara Sunda dan Jawa. Hal itu bisa saja terjadi karena senimannya yang tidak paham sejarah atau pun memang tahu sejarah akan tetapi menganggap bahwa sejarah masa lalu biarlah berlalu dan hanya menjadi kenangan, yang ada untuk saat ini hanyalah masa depan yang bisa dijadikan untuk kebersamaan, kerukunan sehingga akan tercipta rukun antar seniman Jawa dan Sunda.

Perlukah ada rekonsiliasi Majapahit dan Pajajaran di Pemerintahan atau di kalangan Pimpinan Daerah, karena Pimpinan Daerah bisa membuat kebijakan atau membuat peraturan yang dapat menyelesaikan perselisihan antara Sunda (Pajajaran) dan Jawa (Majapahit). Jika memang perlu, berarti harus ada rekonsiliasi peristiwa-peristiwa yang lain yang terjadi dimasa lampau. Seperti peristiwa G30S, rekonsiliasi antar agama yang sampai saat ini masih rame dan sering terjadi di masyarakat kita. Bahkan perlu ada rekonsiliasi antar partai, karena antar partai kadang bermusuhan kadang menjadi teman, ketika bermusuhan saling menjatuhkan, ketika menjadi teman saling memuji.
Terkait rekonsiliasi tidak usah kita berfikir untuk membuat sejarah yang baru, mari kita kenali sejarah masa lampau, dengan segala pernak-perniknya sebagai pembelajaran, bukan untuk dicari mana pihak yang benar dan mana yang salah, bukan untuk balas dendam. Pemerintah tidak perlu meluruskan, dan mencari pembenaran, apalagi memberi penilaian yang berpotensi atau berpihak pada kelompok tertentu sehingga akan menimbulkan gejolak sosial. Fokus saja pada prioritas untuk pemberantasan korupsi agar uang negara benar-benar digunakan untuk kesejahteraan rakyat dan merangkul semua kekuatan yang ada untuk membesarkan daerah ini melalui bidang masing-masing.

SENIN, 29 JANUARI 2018
POJOK KIRI KORANE RAKYAT 





23 Jan 2018

SENI PEDALANGAN DALAM KAMPANYE POLITIK

SENI PEDALANGAN DALAM KAMPANYE POLITIK
Penulis : Adiyanto
Pilihan kepala daerah Jawa Timur tahun 2018 memasuki babak baru. Jawa Timur memasuki tahun politik pada 2018. Satu fenomena pasti dan tetap di dunia politik adalah obral janji- janji bagi para calon kepala daerah kepada para masyarakat. Pada dasarnya dunia seni pedalangan selalu berkaitan dengan yang namanya dunia politik, kapanpun dan dimanapun. Pada satu sisi para penguasa politik dapat menggunakan seni pedalangan sebagai alat untuk melakukan kampanye politik, disisi lain dunia seni pedalangan dapat hidup dan berkembang sebagian di pengaruhi oleh dukungan para elit politik.
Pada masa kampanye palitik, para seniman dalang akan banyak kebanjiran order untuk menyelenggarakan pertunjukan dari para partai politik pengusung calon pimpinan daerah, yang mempunyai tujuan menyampaikan visi-misi para caron yang akan maju di pilkada pada bulan-bulan ini. Sehingga dapat dipastikan seni pedalangan akan hidup dan berkembang di tahun politik saat ini.
Menurut pemikiran saya sebagai seniman dalang yang mempunyai pengaruh besar di kalangan masyarakat, sebaiknya momen ini bisa dijadikan oleh para dalang sebagai ajang untuk berkarya seni bukan ikut masuk menjadi salah satu aktivis partai politik tertentu, sehingga didalam pertunjukan wayang hanya diberdayakan untuk menghibur dan mengundang massa saja. Untuk panyampaian visi misi calon tertentu, dan program-program politik sebaiknya di sampaikan oleh aktivis partai politik. Jangan sampai seniman dalang ikut masuk terlalu dalam dalam penyampaian program politik partai, apalagi sampai memuji calon kepala daerah yang mengundang dan menjatuhkan calon kepala daerah pihak lain yang menjadi lawan. Kalau sampai itu terjadi maka yang akan rugi adalah seniman dalang itu sendiri. karena menurut saya para dalang dalam menggelar pertunjukan wayang, sebaiknya tidak berpihak dan secara eksplisit menyatakan sebagai aktivis partai politik tertentu. Sehingga para dalang bisa dengan bebas mendapat job atau undangan pentas dari partai manapun.
Ada fenomena yang pernah terjadi, diwaktu yang  telah lalu ada salah satu dalang senior dari Jawa Tengah pada era rezim orde baru  menyatakan bahwa dirinya adalah salah satu aktivis partai GOLKAR yang sangat fanatik. Di  dalam pergelaran wayang Ia selalu menyatakan akan selalu ikut dan setia kepada partai GOLKAR. Akan tetapi ketika partai Golkar tumbang pada masa reformasi, dan banyak dikalangan masyarakat yang menghujat partai GOLKAR tersebut, Ia langsung masuk ke partai lain dan juga pada setiap pergelaran wayang kulitnya, Ia juga manyatakan ikut menjadi aktivis partai tersebut dan akan berjanji untuk setia.
Menurut pemikiran saya, dengan cerita fakta yang terjadi terkesan seniman dalang tersebut hanya memanfaatkan para partai politik untuk dijadikan sapi perah yang hanya diambil susunya untuk kepentingan pribadi. yang hanya untuk memperkaya diri sendiri melalui pertunjukannya dengan cara seolah-olah kerjasama dan ikut menjadi aktivis setia. Akan tetapi yang sebernarnya terjadi, adalah menggunakan modal penjilatan. Karakter seniman dalang yang demikian ini biasanya kurang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi jati diri seorang dalang. Karakter yang demikian ini akan dengan mudah meninggalkan tanpa beban moral dan tanpa merasa berdosa ketika partai politik tersebut dianggap sudah tidak menpunyai kedudukan sebagai penguasa dan sudah tidak menguntungkan lagi bagi dirinya.
Dari cerita tersebut tersebut diatas, menurut pemikiran saya seniman dalang harus bisa menempatkan dirinya sebagai seniman yang mempunyai jati diri dan tetap mempunyai pengaruh baik dikalangan masyarakat. Sehingga kata dalang tidak dianggap sebagai dalang dalam konotasi negatif pada umumnya. Seperti kata dalang kerusuhan, dalang pembunuhan, dalang pengeroyokan dan yang lainnya.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, bagi para aktivis partai politik yang ingin melakukan kampanye, serta ingin memanfaatkan jasa seniman dalang, harus ada kerjasama yang saling menguntungkan antara seniman dalang dan para aktivis partai politik. Kerjasama itu harus disertai dengan pembagian tugas yang jelas sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang positif di antara kedua belah pihak. Seniman dalang dalam menggelar pertunjukannya jangan mengorbankan estetik demi politik, sehingga sifat pertunjukan hanya bersifat menghibur dan mengundang massa saja. Sedangkan untuk kebutuhan pengungkapan visi-misi politik sebaiknya dilakukan para aktivis partai itu sendiri. sehingga yang terjadi para aktifis partai politik dapat memilih para dalang yang mana saja sesuai dengan potensi masing-masing. Terutama dengan daerah pengaruh dalang.

Perlu diketahui bahwa setiap dalang mempunyai pengaruh dan pangsa pasar yang berbeda- beda pada setiap daerah, untuk itu para aktiis partai politik perlu  mencari informasi terkait peta wilayah setiap seniman dalang untuk menghadapi kanpanye politik yang akan datang. 
Harian Bangsa
Senin 23 Januari 2018






SLENDANG SUTRA PELOG BARANG LANGGAM NOTASI BALUNGAN (ADITYASTUTI)

 SLENDANG SUTRA PELOG BARANG LANGGAM NOTASI BALUNGAN (ADITYASTUTI)