Search This Blog

13 Jun 2019

PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN SAAT INI







PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN SAAT INI
Oleh: Adiyanto[1]


Abstrak

Saat ini seni karawitan perlu ada perhatian khusus baik tentang pelestarian, pengembangan serta pemanfaatan supaya keberadaanya tidak punah. Perlu adanya perhatian khhusus oleh semua pihak baik pemerintah, pelaku seni seta masyarakat pemerhati seni ikut serta dalam melestarikan serta mengembangkan seni karawitan agar bisa menyesuaikan perkembangan jaman. Untuk mengikuti perkembangan jaman maka perlu adanya strategi supaya seni karawitan bisa menyesuaikan kondisi jaman dengan tanpa menghilangkan esensi adiluhung yang terdapat pada seni karawitan.

Abstract

Nowadays karawitan art needs special attention regarding conservation, development and utilization so that its existence is not extinct. There needs to be special attention by all parties, both the government, the art actors and the art observers participating in preserving and developing musical arts in order to adapt to the development of the era. To keep up with the times, it is necessary to have a strategy so that karawitan art can adjust the conditions of the times without eliminating the essential essence found in musical arts.

I.                   Seni  Karawitan
Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit-belit, tetapi rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan dengan menggunakan laras slendro dan pelog, yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar, mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi masyarakat Indonsia khususnya Jawa. Dikatakan demikian sebab gamelan Jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara hipotesis, masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu sudah mengenal yang namanya wayang dan gamelan. Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk ketegori pusaka yang mempunyai fungsi yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisiaonal timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing- gendhing.

II.                Seni Karawitan pada Masa Keraton
Kehidupan seni karawitan sejauh ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang panjang bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar, seperti Majapahit, dan Mataram. Di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan tersebut, gamelan (seni karawitan) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga menarik para ilmuwan asing untuk mempelajari dan mendokumentasikan. Banyak penemuan-penemuan hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan asing. Sebagian hasil penemuan tersebut selanjutnya digunakan untuk mempelajari seni karawitan. Perkembangan yang terjadi pada dunia seni karawitan menggambarkan bahwa seni karawitan merupakan suatu produk kebudayaan yang selalu ingin berkembang, menyesuaikan dengan kondisi jaman.
Pada jaman kerajaan perkembangan seni karawitan berjalan pesat. Peran Raja sebagai penguasa tunggal sangat menentukan hidup dan matinya suatu bentuk seni. Perkembangan seni karawitan berlanjut dengan munculnya Kerajaan Mataram. Pada jaman ini dianggap sebagai tonggak seni karawitan, terutama untuk gaya Yogyakarta dan Surakarta. Tidak hanya penambahan jenis-jenis gamelan saja, melainkan fungsi seni karawitanpun mengalami perkembangan. Disamping sebagai sarana upacara, seni karawitan juga berfungsi sebagai hiburan. Dahulu seni karawitan produk kraton hanya dinikmati di lingkungan kraton. Selanjutnya karena keterbukaan kraton dan palilah Dalem, seni karawitan produk kraton kini sudah berbaur dengan masyarakat pendukungnya. Sedangkan di Jawa Timur yang jauh dari lingkungan Keraton maka seni karawitan berkembang di masyarakat sesuai dengan masyarakat pendukungnya yaitu menyesuaikan kondisi daerahnya, seperti seni karawitan pesisiran yang memang fungsinya sebagai hiburan dan ritual di masyarakat setempat, contohnya petik laut, bersih desa, syukuran panen dan yang lainnya.
III.             Seni Karawitan pada Saat Ini
Kesenian Karawitan pada saat ini memang mulai tergerus dan pudar, apalagi anak bangsa yang diembani tugas untuk mengkonservasi seni dan budaya ikut hanyut dalam kemudahan teknologi, jarang kita jumpai sekumpulan pemuda mengisi waktu luangnya untuk belajar bermain gamelan, menarikan tarian tradisional atau menonton wayang. Namun dibalik itu semua penulis memandang bahwa seni dan budaya merupakan sarana berdiplomasi yang sangat efektif dalam memperkuat hubungan antar masyarakat semua bangsa, ketika penulis memperkenalkan seni karawitan di International School Ho Chi Mint City, Vietnam rupanya disambut dengan baik oleh masyarakat disana. Betapa tertariknya mereka untuk mempelajari seni gamelan ini, terbukti di sana ada satu set gamelan Jawa lengkap yang mereka miliki, serta banyaknya mahasiswa yang tertarik mempelajari gamelan. Menurut penulis, kondisi inilah yang begitu ironi terjadi di Negeri kita, dimana masyarakat negara lain lah yang justru  mempunyai minat begitu besar untuk mempelajari kebudayaan kita, namun masyarakat kita sendiri tidak ada usaha untuk melestarikan dan tidak mau peduli dengan warisan budaya leluhur ini.

IV.             Strategi Pengembangan Seni Karawitan
Strategi untuk mengembangkan seni karawitan salah satunya adalah Kekreatifitasan dalam berkarya untuk member warna baru pada seni karawitan merupakan modal yang sangat penting apalagi di jaman yang serba cepat dan serba instan ini, diperlukan daya saing dan keunikan tersendiri bagi tiap-tiap produk atau karya yang dihasilkan. Begitu pula yang terjadi di Surabaya pada tahun 2015, ide diadakannya Parade Musik Gamelan ini sama sekali ide baru dan cemerlang. Mengingat dalam memeriahkan dan melestarikan budaya kita tidak boleh lupa untuk memasukan unsur kompetitif untuk memacu semangat para penggiat budaya ini. Disamping tujuan utama yaitu menghibur masyarakat ajang ini juga dianggap mampu menumbuhkan bibit-bibit semangat bagi mereka yang baru mulai menaruh minatnya dalam seni karawitan atau gamelan untuk lebih mengasah bakatnya disini. Dalam Parade Musik Gamelan ini merupakan ajang untuk berkreativitas dengan media gamelan untuk sekaligus menggunakan gamelan sebagai media memperkenalkan ke generasi muda bahwa dengan media gamelang kita bisa menciptakan musik baru dengan suasana yang baru juga. 
Perlu diingat bahwa tugas melestarikan kebudayaan Indonesia adalah tugas semua kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa serta orang tua. Acara diselenggarakan Festival Gamelan ini dengan harapan bahwa semua masyarakat mampu melirik keindahan musik karawitan ini dan akan menggandrunginya. dalam hal mempopulerkan kembali kesenian karawitan, usaha konservasi seni gamelan dengan cara alih budaya, dengan banyaknya mahasiswa asing yang mengapresiasi dan ingin mempelajari kesenian negri kita, diharapkan mampu melahirkan motivasi anak negeri untuk mencintai dan melestarikan budaya dan seni yang kita miliki. Selain itu seni harus dipopulerkan dengan cara mengadakan ajang kompetisi seperti banyak dilakukan oleh ranah seni yang lain, Festival Gamelan atau yang lainnya adalah usaha kreatif masyarakat untuk memotivasi lahirnya pecinta seni karawitan dan bakat-bakat yang potensial dalam melestarikan warisan budaya kita. Penulis merasa untuk mempopulerkan Kesenian Karawitan Jawa di jaman sekarang, juga diperlukan strategi marketing yang memadai, dan dikemas dalam tampilan visual yang lebih modern, sehingga menjadi daya tarik tersendiri baik di kancah Nasional atau bahkan Internasional. Beberapa contoh yang penulis ketahui, acapkali diselenggarakan Konser musik Jazz yang dipadu dengan gamelan, serta di berbagai pementasan musik pop yang instrumennya bukan lagi gitar atau drum melainkan kecapi dan gamelan. Menilai sifat masyarakat kita yang suka ikut-ikutan dan tidak mau ketinggalan,  dengan melihat seni gamelan yang kini menjadi tren dan di sambut dengan antusias yang besar oleh masyarakat bangsa lain, semoga akan membangkitkan gairah masyarakat untuk mempelajari dan melestarikan Kesenian Karawitan yang juga merupakan aset bangsa milik kita yang sangat berharga.
Kesimpulan
Perkembangan yang terjadi pada dunia seni karawitan menggambarkan bahwa seni karawitan merupakan suatu produk kebudayaan yang selalu ingin berkembang, menyesuaikan dengan kondisi jaman. Pada jaman kerajaan perkembangan seni karawitan berjalan pesat. Peran Raja sebagai penguasa tunggal sangat menentukan hidup dan matinya suatu bentuk seni.
Dan pada jaman sekarang ini kita semualah yang menentukan hidup dan matinya kesenian karawitan oleh karena itu usaha untuk menyadarakan masyarakat akan begitu berharganya kesenian kita ini perlu di didukung dari banyak kalangan, termasuk kalangan akademisi, seniman seniman itu sendiri serta masyarakat pecinta seni. tidak hanya itu  untuk melestarikan serta mengembangkan seni karawitan juga diperlukan strategi marketing yang memadai, dan dikemas dalam tampilan visual yang lebih modern, sehingga menjadi daya tarik tersendiri baik di kancah Nasional atau bahkan Internasional


Daftar Pustaka
Soenarto.      2016 “Tehnik Tabuhan Karawitan Jawa Timur gaya Mojokerto Surabaya”. Surabaya, PT Revka Petra Media.
Prasetyo,       Puguh. 2015 “Tabuhan dan Vokal Wayang Jawatimuran”. Surabaya,  Dewan Kesenian Provinsi Jawa Timur.
http://visitjavacs.blogspot.co.id/2011/11/seni-karawitan.html



[1] Pamong Budaya Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur

PAK PAMONG BUDAYA ADI 2019









DUPAK PAMONG BUDAYA ADIYANTO 2019


















11 Jun 2019

MENGHADAPI PROBLEMATIKA SENI BUDAYA TRADISIONAL DI JAWA TIMUR









MENGHADAPI PROBLEMATIKA SENI BUDAYA TRADISIONAL
DI JAWA TIMUR

Adiyanto
Pamong Budaya Ahli Muda
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur


Intisari

kebudayaan yang telah ada seperti kebudayaan tradisional akan tergeser bahkan akan hilang terganti oleh kebudayaan baru/ modern. Orang-orang akan lebih mengandalkan kebudayaan baru dan meninggalkan kebudayaan tradisional karena dianggap kebudayaan itu adalah kebudayaan yang kuno dan pantas di tinggalkan. Jadi keberadaan kebudayaan tradisional saat ini sangat mengkhawirkan.
Kita sebagai penerus bangsa harus dapat melestarikan budaya sendiri, budaya tradisional. Jangan sampai budaya itu punah tertelan waktu
.
Kata Kunci : Seni Budaya, tradisional, Jawa Timur


ABSTRACT

Existing cultures such as traditional culture will be displaced and will even be replaced by new / modern cultures. People will rely more on new cultures and abandon traditional culture because it is considered a culture that is ancient and deserves to be abandoned. So the existence of traditional culture is very exciting today.
We as the nation's successors must be able to preserve their own culture, traditional culture Don't let the culture go extinct in time
.
Keywords: Cultural Arts, traditional, East Java

PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan suatu daerah bisa dikatakan sudah mulai mengalami kemajuan. Mempunyai daerah yang maju memang harapan semua masyarakat, dan kini hampir semua daerah sudah mengalami kemajuan tersebut. Mulai dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, transportasi, bahkan budaya sekalipun, itu semua karena pengaruh dari globalisasi.
Akibat dari pengaruh globalisasi tersebut banyak dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan. Dampak positif dari pengaruh globalisasi sudah bisa kita rasakan sendiri, yaitu teknologi yang semakin canggih,  kemajuan alat transportasi dan ilmu pengetahuan lebih luas. Tetapi dalam sisi negatifnya, karena pengaruh dari globalisasi ini, banyak budaya barat yang juga ikut masuk di daerah kita. Akibat pengaruh budaya tersebut, banyak generasi muda yang lebih memilih budaya barat dari pada budaya tradisionalnya. Itu dikarenakan pola pikir mereka yang menganggap jika budaya barat itu lebih modern dan lebih populer, sehingga kesadaran mereka dalam melestarikan budaya tradisional menurun. Itu semua menyebabkan keberadaan budaya tradisional di daerah kita mulai memprihatinkan. Dahulu, budaya tradisional di daerah kita khususnya di Jawa Timur tak terhitung jumlahnya karena begitu banyak ragamnya,  mulai dari tarian tradisional, bahasa tradisional, alat musik tradisional, dan masih banyak lagi.   Tetapi sekarang budaya tradisional di Jawa Timur menjadi berkurang peminat.
Jarang sekali sekarang kita temui ada anak muda yang mau untuk memperhatikan seni budaya tradisional seperti: Ludruk, Ketroprak, Wayang Orang, Klenengan, Seni Macapat dan sebagainya. Anggapan mereka tentang kebudayaan tradisional saat ini adalah salah. Sehingga mereka malu untuk mengakui jika kebudayaan tadisional adalah kebudayaan mereka.
Apabila pemikiran para generasi muda tidak pulih kembali untuk mencintai seni budaya tradisionalnya, cepat atau lambat pasti seni budaya kita akan punah. Oleh karenanya, sebelum itu semua terjadi, kita sebagai para generasi muda harus berani memperjuangkan kembali seni budaya tradisional yang sudah nenek moyang wariskan kepada kita.

APA ITU BUDAYA TRADISIONAL?
Goodenough mengemukakan, bahwa kebudayaan adalah suatu sistem kognitif, yaitu suatu sistem yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, dan nilai yang berada dalam pikiran anggota-anggota individual masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan berada dalam tatanan kenyataan yang ideasional. Atau, kebudayaan merupakan perlengkapan mental yang oleh anggota-anggota masyarakat dipergunakan dalam proses orientasi, transaksi, pertemuan, perumusan, gagasan, penggolongan, dan penafsiran perilaku sosial nyata dalam masyarakat mereka.[1]
Soemardjan dan Soemardi (dalam Soekanto, 2007) merumuskan, kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.[2]
Koentjaraningrat mengatakan, bahwa menurut ilmu antropologi kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan millik diri manusia dengan belajar. Dia membagi kebudayaan atas 7 unsur: sistem religi, system organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan bahasa dan kesenian. Kesemua unsur budaya tersebut terwujud dalam bentuk sistem budaya/adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan unsur-unsur kebudayaan fisik (benda kebudayaan).[3]

OBJEK KEBUDAYAAN TRADISIONAL
         Ada berbagai jenis budaya tradisional yang ada di wilayah Jawa Timur. Budaya tradisional tersebut, diantaranya adalah :
1.     Seni Tradisional        :         Unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu daerah tertentu. Seperti, seni tari, karawitan, pedalangan, macapat, ludruk dan sebagainya 
2.     Bahasa Tradisional     :      Bahasa daerah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap daerah, seperti bahasa osing, bahasa Madura, bahasa Jawa, bahasa Arek (suroboyoan) dan sebagainya           .
3.     Pakaian Tradisional    :      Pakaian khas yang berbeda dari daerah satu dengan daerah lain.
4.     Senjata Tradisional      :      Suatu senjata yang digunakan oleh penduduk suatu daerah. Orang jaman dulu sering menyebutnya gaman.
5.     Alat Musik Tradisional :      Alat musik yang berkembang dan di gunakan sebagai upacara tradisional, hiburan maupun iringan, seperti gamelan, dug-dug, tong-tong, terbangan dan sebgainya
6.     Upacara Tradisional    : Suatu upacara yang digunakan untuk persembahan di daerah, seperti misalnya, suroan, nyadran bersih desa, ruwatan dan sebagainya

BUDAYA YANG SUDAH MULAI HILANG
            Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya antar daerah di Jawa Timur
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan revolusi industri yang berkembang saat ini masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi lewat jaringan online.
Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional di Jawa Timur dari kehidupan masyarakat yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis local yang selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.
Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana perubahan budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang Orang di Taman Hiburan Remaja Surabaya kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat ludruk merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Jawa Timur yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya.  Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih Berjaya, akan tetapi saat ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi budaya tradisional di berbagai daerah di Jawa Timur. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Wayang Kulit” yang di kolaborasi dengan lawak, campursari dan frahmen tari yang saat ini masih berkembng.  Kenyataan di atas menunjukkan kesenian wayang kulit memiliki penggemar tersendiri, terutama pergelaran yang disajikan dalam bentuk hiburan. Dari
segi bentuk pementasan atau penyajian, wayang kulit termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

ALTERNATIF          SENI   TRADISIONAL         UNTUK MENGHADAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Berdasarkan analisis, permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat khususnya di Jawa Timur, salah satunya adalah kurangnya pengembangan media promosi, pendataan seni budaya tradisional, dan optimalisasi Dokumentasi dalam pemasaran kesenian tradisinya lewat teknologi. Maka hal yang harus dilakukan salah satunya adalah memberikan inovasi pada pagelaran ataupun pementasan kesenian yang ada di dalamnya sesuai dengan kebutuhan yang ada, yang disesuaikan oleh kondisi saat ini yaitu dengan mengikuti kecanggihan teknologi. Dari sini adanya suatu acara pertunjukkan yang melalui proses inovasi merupakan salah satu strategi yang paling baik dilakukan sebagai langkah awal memperkenalkan kembali macam-macam kesenian tradisional khususnya di Jawa Timur.
Generasi masyarakat saat ini banyak berpikir kalau seni tradisi itu sekarang sangat tidak menarik bila dibandingkan dengan seni modern padahal berubahnya jaman, kesenian tradisional yang sekarang pun berubah kemasan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan seperti yang mereka pikir. Maka dari itu, promosi kali ini sekaligus ingin memperlihatkan pencitraan seni yang semangat, ceria, anggun, dan banyak macamnya.
Mengangkat suatu event dari kesenian tradisi lokal dimana masih dilakukan oleh masyrakat daerah di Jawa Timur merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena sekaligus membantu mereka menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa masih ada masyarakat yang peduli terhadap keberadaan seni tradisi ini, yang sudah menurun dari waktu ke waktu sehingga masyarakat lain diluar sana ikut tergerak bermula dari mengenal seni tradisi itu sendiri dan gol terbesarnya mereka ikut berperan aktif untuk mencintai dan merawat keberadaan kesenian tradisional.
 Media promosi secara tidak langsung sudah berperan ikut memperkenalkan ragam seni tradisi di Jawa Timur. Media promosi hanya membantu proses mengenalkan acara tersebut maka, ditambah dua media yang berperan lebih aktif dan menonjol untuk memperkenalkan kesenian tradisional yang bisa diakses setiap waktu dan buku sebagai media yang bisa bertahan lama. Serta adanya desain booth di tempat acara dimana masyarakat bisa masuk dan melihat bahkan mencoba langsung menggunakan alat-alat musik.
Fokus Utama Pelestarian kesenian tradisional sebagai upaya dalam menumbuhkan kecintaan Budaya Lokal di masyarakat Jawa Timur tersebut meliputi beberapa aspek diantaranya adalah, rencara pelestarian seni budaya melalui kemasan multimedia, data dokumentasi sebagai wadah pelestarian seni budaya dan seni budaya lokal sebagai Identitas seni budaya di masyarakat.

KESIMPULAN
Jawa Timur memiliki seni budaya yang sangat majemuk sangat banyak jumlahnya jumlahnya. Definisi kebudayaan dan teknologi sendiri sangat luas tergantung orang menilai dari sudut mana. Disini saya mendenifisikan kebudayaan adalah gaya hidup ataupun cara hidup yang dimiliki sekelompok orang atau masyarakat yang diwariskan dan ditindaklanjuti dari generasi ke generasi. sedangkan teknologi merupakan ilmu pengetahuan terapan untuk menciptakan suatu hal yang baru sehingga dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Keduanya memang tidak bisa dipisahkan, adanya kebudayaan yang dimiliki sekelompok orang dapat menciptakan teknologi baru, begitu juga sebaliknya adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat serta teknologi sebagai pertanda kemajuan kebudayaan.
Semakin berkembangnya teknologi dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita yang ikut serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-perlahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi yang sudah hampir mendarah danging di kalangan masyarakat, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru untuk seni budaya kita.
Cara penanganan agar semua pengaruh tersebut dapat diambil sisi positifnya saja adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Dengan tertananamnya jati diri bangsa pada setiap individu diharapkan mampu menjadi filter bagi kebudayaan asing yang bisa masuk kapan saja dan dimana saja. strategi kebudayan kedepan sebenarnya yang diperlukan bukan hanya menjadi tukang-tukang teknologi, tetapi masyarakat mesti mampu menjadi penemu, dengan kata lain mendidik masyarakat untuk berfikir, berkata dan bertindak yang benar. Dengan demikian masyarakat Indonesia mampu mengkolaborasikan antara produk seni budaya dengan teknologi yang tetap mengedepankan etika, moral dan estetika sesuai budaya yang adiluhung.
Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya supaya seni budaya tetap bisa berkembang dan hidup mesesuaikan jaman, tanpa mengurangi nilai yang terkandung didalamya. Harapan besar sangat tergantung pada para pemangku kepentingan, seniman dan budayawan khususnya dan masyarakat umumnya dalam upaya menjaga aset seni budaya tradisional supaya tidak punah tergerus kemajuan jaman.

DAFTAR PUSTAKA
Arkeowisata_ Mengembangkan Daya Tarik Pelestarian Warisan Budaya oleh Roby Ardiwidjaja - Buku di Google Play. (n.d.).
Kalangie. 1994. “ Kebudayaan dan kesehatan”. Jakarta: Kesaint Blan
Koentjaraningrat. 2002. ”Pengantar Ilmu Antropologi”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mubah, A. S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Unair, 24(4), 302–308. https://doi.org/10.1159/000322138
Nurjanah, S., & Jakarta, U. N. (n.d.). Mengangkat nilai budaya sebagai pendidikan karakter yang bermutu untuk mahasiswa indonesia, 157–162.
Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


[1] Kalangie. 1994. “ Kebudayaan dan kesehatan”. Jakarta: Kesaint Blan
[2] Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
[3] Koentjaraningrat,  2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

SLENDANG SUTRA PELOG BARANG LANGGAM NOTASI BALUNGAN (ADITYASTUTI)

 SLENDANG SUTRA PELOG BARANG LANGGAM NOTASI BALUNGAN (ADITYASTUTI)