Search This Blog

23 Jan 2018

SENI PEDALANGAN DALAM KAMPANYE POLITIK

SENI PEDALANGAN DALAM KAMPANYE POLITIK
Penulis : Adiyanto
Pilihan kepala daerah Jawa Timur tahun 2018 memasuki babak baru. Jawa Timur memasuki tahun politik pada 2018. Satu fenomena pasti dan tetap di dunia politik adalah obral janji- janji bagi para calon kepala daerah kepada para masyarakat. Pada dasarnya dunia seni pedalangan selalu berkaitan dengan yang namanya dunia politik, kapanpun dan dimanapun. Pada satu sisi para penguasa politik dapat menggunakan seni pedalangan sebagai alat untuk melakukan kampanye politik, disisi lain dunia seni pedalangan dapat hidup dan berkembang sebagian di pengaruhi oleh dukungan para elit politik.
Pada masa kampanye palitik, para seniman dalang akan banyak kebanjiran order untuk menyelenggarakan pertunjukan dari para partai politik pengusung calon pimpinan daerah, yang mempunyai tujuan menyampaikan visi-misi para caron yang akan maju di pilkada pada bulan-bulan ini. Sehingga dapat dipastikan seni pedalangan akan hidup dan berkembang di tahun politik saat ini.
Menurut pemikiran saya sebagai seniman dalang yang mempunyai pengaruh besar di kalangan masyarakat, sebaiknya momen ini bisa dijadikan oleh para dalang sebagai ajang untuk berkarya seni bukan ikut masuk menjadi salah satu aktivis partai politik tertentu, sehingga didalam pertunjukan wayang hanya diberdayakan untuk menghibur dan mengundang massa saja. Untuk panyampaian visi misi calon tertentu, dan program-program politik sebaiknya di sampaikan oleh aktivis partai politik. Jangan sampai seniman dalang ikut masuk terlalu dalam dalam penyampaian program politik partai, apalagi sampai memuji calon kepala daerah yang mengundang dan menjatuhkan calon kepala daerah pihak lain yang menjadi lawan. Kalau sampai itu terjadi maka yang akan rugi adalah seniman dalang itu sendiri. karena menurut saya para dalang dalam menggelar pertunjukan wayang, sebaiknya tidak berpihak dan secara eksplisit menyatakan sebagai aktivis partai politik tertentu. Sehingga para dalang bisa dengan bebas mendapat job atau undangan pentas dari partai manapun.
Ada fenomena yang pernah terjadi, diwaktu yang  telah lalu ada salah satu dalang senior dari Jawa Tengah pada era rezim orde baru  menyatakan bahwa dirinya adalah salah satu aktivis partai GOLKAR yang sangat fanatik. Di  dalam pergelaran wayang Ia selalu menyatakan akan selalu ikut dan setia kepada partai GOLKAR. Akan tetapi ketika partai Golkar tumbang pada masa reformasi, dan banyak dikalangan masyarakat yang menghujat partai GOLKAR tersebut, Ia langsung masuk ke partai lain dan juga pada setiap pergelaran wayang kulitnya, Ia juga manyatakan ikut menjadi aktivis partai tersebut dan akan berjanji untuk setia.
Menurut pemikiran saya, dengan cerita fakta yang terjadi terkesan seniman dalang tersebut hanya memanfaatkan para partai politik untuk dijadikan sapi perah yang hanya diambil susunya untuk kepentingan pribadi. yang hanya untuk memperkaya diri sendiri melalui pertunjukannya dengan cara seolah-olah kerjasama dan ikut menjadi aktivis setia. Akan tetapi yang sebernarnya terjadi, adalah menggunakan modal penjilatan. Karakter seniman dalang yang demikian ini biasanya kurang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi jati diri seorang dalang. Karakter yang demikian ini akan dengan mudah meninggalkan tanpa beban moral dan tanpa merasa berdosa ketika partai politik tersebut dianggap sudah tidak menpunyai kedudukan sebagai penguasa dan sudah tidak menguntungkan lagi bagi dirinya.
Dari cerita tersebut tersebut diatas, menurut pemikiran saya seniman dalang harus bisa menempatkan dirinya sebagai seniman yang mempunyai jati diri dan tetap mempunyai pengaruh baik dikalangan masyarakat. Sehingga kata dalang tidak dianggap sebagai dalang dalam konotasi negatif pada umumnya. Seperti kata dalang kerusuhan, dalang pembunuhan, dalang pengeroyokan dan yang lainnya.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, bagi para aktivis partai politik yang ingin melakukan kampanye, serta ingin memanfaatkan jasa seniman dalang, harus ada kerjasama yang saling menguntungkan antara seniman dalang dan para aktivis partai politik. Kerjasama itu harus disertai dengan pembagian tugas yang jelas sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang positif di antara kedua belah pihak. Seniman dalang dalam menggelar pertunjukannya jangan mengorbankan estetik demi politik, sehingga sifat pertunjukan hanya bersifat menghibur dan mengundang massa saja. Sedangkan untuk kebutuhan pengungkapan visi-misi politik sebaiknya dilakukan para aktivis partai itu sendiri. sehingga yang terjadi para aktifis partai politik dapat memilih para dalang yang mana saja sesuai dengan potensi masing-masing. Terutama dengan daerah pengaruh dalang.

Perlu diketahui bahwa setiap dalang mempunyai pengaruh dan pangsa pasar yang berbeda- beda pada setiap daerah, untuk itu para aktiis partai politik perlu  mencari informasi terkait peta wilayah setiap seniman dalang untuk menghadapi kanpanye politik yang akan datang. 
Harian Bangsa
Senin 23 Januari 2018






No comments:

Post a Comment

BEDAYAN LOGONDANG NOTASI PELOG LIMA ADITYASTUTI

 BEDAYAN LOGONDANG NOTASI PELOG LIMA ADITYASTUTI