Search This Blog

21 Jul 2020

KARENA COVID-19 SENI PERTUNJUKAN RITUAL MENJADI CATATAN ARSIP


KARENA COVID-19 SENI PERTUNJUKAN RITUAL MENJADI CATATAN ARSIP

Permasalahan pandemi Covid-19 di Jawa Timur untuk saat ini belum juga mereda. Untuk menangkal penyebaran virus tersebut, seluruh aktivitas seni pertunjukan mulai dari, pergelaran wayang kulit, pergelaran tari, karawitan, campursari, ludruk, wayang wong, dan pergelaran seni yang lain harus di tunda sampai waktu yang belum bisa di tentukan. Pada akhirnya para pekerja seni yang kehidupannya hanya menggantungkan pada pementasan seni, untuk sementara mereka harus mengencangkan ikat pinggang, dan salah satu solusinya tetap mencari jalan lain  agar tetap bisa bertahan hidup.
Setelah hampir empat bulan lebih Jawa Timur berjuang menghadapi pandemi Covid -19, kini para seniman tengah bersiap untuk menghadapi kehidupan baru (new normal). Kedepan perlahan-lahan para seniman akan mulai menjalani kehidupan sehari-hari seperti sebelum pandemi muncul, namun tetap dengan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah. Perlahan-lahan pula sistem pada kerja seni pertunjukan mau tidak mau juga harus masuk ke arah tatanan baru.
Pada masa pandemi seniman harus berjuang untuk tetap bertahan dengan aktivitas seninya. Teknologi digital adalah salah satu pilihan yang memungkinkan untuk mendukung keadaan pada masa pandemi. Para seniman berlomba-lomba menciptakan suatu karya seni dengan memanfaatkan teknologi digital. Banyak sekali karya seni pertunjukan live streaming dari rumah sebagai upaya untuk tetap menghidupkan proses kreatif senimanSeperti pertunjukan wayang kulit live setreaming, campursari live streaming, karya tari live streaming dan masih banyak lagi.
Selain karya baru lewat live streaming, sebagian para seniman ada yang melakukan pengunggahan video-video pertunjukan melalui media Youtube. Ini menunjukkan bahwa masih ada kehidupan seni yang masih eksis di tengah-tengah pandemi covid-19. Tak hanya usaha untuk menunjukan eksistensi seni, namun juga sebagai jalur untuk mengumpulkan donasi bagi seniman yang terkena dampak pandemi covid-19. Seperti Pentas Donasi Virtual Untuk Pekerja Seni, Ngamen Online Donasi Bersama CSGMT Musik, Live Streaming Donasi Covid-19 Campursari Sangkuriang Ideal Sound Riana Jaya Multimedia dan masih banyak lagi.
Dengan adanya karya-karya seni pertunjukan lewat virtual tersebut, disisi lain ada sesuatu hal yang baru akan tetapi dengan kondisi seperti itu seni pertunjukan menjadi terpisah antara sajian seninya dengan para penonton. Tentu pertunjukan seni tersebut tidak sepenuhnya menciptakan kesan ruang pertunjukan yang nyata, seperti  pertunjukan yang biasanya dengan banyaknya penonton yang sangat riuh. Namun hal ini tidak menjadi usaha yang sia-sia dalam dunia seni pertunjukan khususnya. Kita hanya butuh membiasakan diri untuk tidak membatasi makna pertemuan. Kondisi ini juga mau tidak mau mewajibkan para pelaku seni untuk mampu bekerja dengan lintas media. 
Lalu bagaimana seni pertunjukan setelah melewati masa pandemi dan memasuki normal baru, apakah seni pertunjukan akan tetap memakai teknologi digital sepenuhnya untuk menyalurkan ide dan gagasan mereka. Mungkin bagi sebagian pelaku seni pertunjukan tidak ada masalah dan bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Tapi bagaimana dengan kesenian yang lain, tentu ini akan menjadi masalah bagi pelaku seni yang mustahil berselancar bebas dengan teknologi digital. Pada pertunjukan seni ritual misalnya. Apakah kita akan melihat sebuah ritual pada tari jaranan yang khas dengan pertunjukan trance, dalam istilah jawa ndadi. Para penari memakan beling, kembang bahkan ada yang di cambuk tapi tidak merasakan sakit, seni pertunjukan ritual tari tiban yang sudah turun temurun menjadi bagian kebudayaan masyarakat Jawa Timur, terutama pada daerah Trenggalek, Blitar, Kediri dan Tulungagung yang yang mempunyai fungsi untuk mendatangkan hujan, seni pertunjukan ritual seblang dari Banyuwangi dan masih banyak lagi seni pertunjukan ritual yang lainnya. Apakah semua pertunjukan-pertunjukan seni pertunjukan ritual itu hanya akan kita lihat layar komputer maupun HP? Saya membayangkan kita akan kehilangan rasa ngeri ketika melihat penari kerasukan dan di sisi lain akan mengurangi rasa kesakralan pada seni pertunjukan ritual tersebut. 
Dengan adanya seni pertunjukan virtual ini, pertunjukan seni  ritual yang lebih sering terjadi di daerah-daerah yang masih menjaga tradisi leluhur mereka, akan menjadi perkara baru bagi seniman yang mendedikasikan hidupnya pada bentuk seni pertunjukan ritual tersebut. Pembatasan pertemuan dengan skala besar yang ditentukan oleh protokol kesehatan sedikit demi sedikit akan ikut menggerus keberadaan seni pertunjukan ritual. Hal ini akan menjadi bentuk ketakutan untuk berkelompok. Upaya-upaya pemerintah sebelumnya untuk membantu proses kreatif ternyata tak cukup membantu keberadaan seni pertunjukan ritual yang berlangsung di dalam desa-desa. 
Jika seni pertunjukan ritual tersebut juga akan dipindah pada media digital, maka ia akan hidup sebagai catatan yang hanya akan berakhir sebagai arsip atau dokumen. Tatahan baru atau normal baru adalah jalan tertatih bagi pelaku seni pada seni pertunjukan ritual. Apakah memungkinkan jika kelak kita melihat penari jaranan yang tengah kesurupan, penari tiban yang saling mencambuk serta penari seblang yang sedang dalam kondisi trans harus memakai face shield dan masker pada wajah mereka,  barangkali seni pertunjukan ritual tetap jalan adalah dengan memasang atribut protokol kesehatan pada tubuh mereka yang berguna untuk melindungi mereka dan yang lainnya. Dan penonton seni pertunjukan ritual akan memiliki jarak yang lebih jauh lagi dari keberadaan penari yang sedang beratraksi. Maka dari itu para pelaku seni, pecinta seni, penikmat seni dan para pemerhati seni harus siap dengan kemungkinan pergeseran makna seni pertunjukan ritual menjadi kesenian normal baru yang serba berjarak antara yang satu dengan yang lain.

Penulis : Adiyanto,S.Sn, MM
Pamong Budaya Ahli Muda
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur


No comments:

Post a Comment

BEDAYAN LOGONDANG NOTASI PELOG LIMA ADITYASTUTI

 BEDAYAN LOGONDANG NOTASI PELOG LIMA ADITYASTUTI